Bima Sakti, pengganti pelatih Indra Sjafri, menjalani debutnya pada laga ini dengan menggunakan formasi 4-2-3-1, sama seperti formasi yang sering dimainkan timnas U-23. Hanis Saghara Putra menjadi striker tunggal dengan Egy Maulana Vikri di belakangnya dan Feby Eka Putra serta Saddil Ramdani di sisi sayap. Posisi gelandang jangkar diisi oleh Syahrian Abimanyu dan M Lutfi Kamal.
Saat masih diasuh Indra Sjafri, Garuda Muda sering bermain dengan formasi 4-1-3-1-1 dengan M Lutfi sebagai gelandang jangkar tunggal. ”Formasi (baru) ini memang belum jalan dan butuh waktu. Semoga ke depan lebih baik,” kata Bima Sakti.
Menurut Bima Sakti, dirinya memiliki misi utama menjajal semua pemain pada laga ini. Pada babak kedua, semua pemain mendapatkan giliran bermain kecuali Nurhidayat Haris dan Asnawi Mangkualam Bahar. Kedua pemain itu tidak datang sejak awal pemusatan latihan karena mengikuti laga Gojek Liga 1 bersama klub masing-masing.
Meski rotasi dilakukan, Garuda Muda tetap tidak bisa keluar dari tekanan para pemain Jepang. Permainan Indonesia tidak bisa berkembang karena begitu salah satu pemain menguasai bola, dua hingga tiga pemain Jepang langsung mengepung.
Indonesia pun lebih banyak mengandalkan umpan bola-bola panjang yang mudah dipatahkan pemain bertahan Jepang yang memiliki postur tubuh lebih tinggi. Permainan Garuda Muda semakin ”berantakan” pada awal babak kedua sehingga kebobolan dua gol dalam dua menit.
Garuda Muda pun baru bisa membalas pada menit ke-90+5 lewat Aji Kusuma yang mengelabui kiper Jepang, Osako Keisuke. ”Kami memang baru ketemu, kumpul lagi, sehingga butuh waktu untuk kembali kompak,” kata Egy.
Timnas U-19 terakhir kali tampil dalam laga kompetitif pada saat kualifikasi Piala Asia 2018, Oktober-November tahun lalu. Laga kontra Jepang ini juga akan menjadi persiapan penting bagi skuad Garuda Muda untuk berlaga dalam Piala Asia U-19 yang akan berlangsung di Tanah Air pada 18 Oktober-4 November mendatang.
”Memang setelah kebobolan gol pertama, Indonesia sedikit kehilangan konsentrasi,” kata Pelatih Jepang Masanaga Kageyama ketika menjelaskan kelemahan Garuda Muda.
Meskipun timnya menang telak, Kageyama tetap mengakui pertahanan Indonesia cukup solid dan ia kecewa anak-anak asuhnya tak bisa mempertahankan gawang mereka tetap steril.
Salah satu pemain Indonesia yang mencuri perhatian tim Jepang adalah Feby Eka Putra. ”Dia larinya sangat cepat dan kami cukup kesulitan menghentikan dia,” kata bek Jepang, Hashioka Daiki.
Jepang masih berada di Jakarta untuk menjalani latihan. Pada Selasa (27/3), mereka bakal menjalani laga uji coba melawan Persika Karawang di Lapangan A, Senayan, Jakarta. Sebelumnya, mereka sudah melakukan uji coba melawan Cilegon United dan menang, 5-0, Kamis (22/3).
Sama seperti Indonesia, Jepang juga menyiapkan diri untuk mempertahankan gelar juara Piala Asia U-19 yang mereka raih pada tahun 2016. Selain itu, kesempatan ini bisa mereka manfaatkan untuk beradaptasi dengan lapangan dan cuaca di Indonesia.
”Ini juga bisa jadi kesempatan untuk menyiapkan diri sebelum Asian Games. Pasti ada beberapa pemain di tim U-19 kami yang akan ikut ke Asian Games, tetapi saya belum bisa menyebutkannya sekarang,” kata Kageyama.
Nama Indra Sjafri
Menjelang laga berakhir dan Indonesia sudah tertinggal 0-4, para penonton di GBK mulai menyerukan nama Indra Sjafri. Mereka menyuarakan ketidakpuasan atas performa tim dan ingin timnas U-19 tampil lebih baik lagi.
Kebetulan Indra juga sedang menonton laga itu dari tribune utama. Namun, ketika ditemui, ia tidak mau menanggapi lebih jauh tentang respons penonton. ”Saya cuma bisa mengapresiasi mereka (penonton),” kata mantan pelatih Bali United itu.
Indra pun enggan berkomentar lebih banyak mengenai permainan Egy dan kawan-kawan. ”Kualitas Jepang lebih bagus dan timnas kita memang perlu adaptasi dengan kondisi yang baru,” ujarnya. (DEN)