Di Liga 1 musim lalu, Persib ditahan 0-0 oleh Arema FC. Pada Indonesia Soccer Championship 2016, Persib juga hanya bermain imbang 1-1 melawan Sriwijaya FC. Kedua laga itu dilakoni Persib sebagai tuan rumah.
Persib tampil lebih dominan saat menghadapi PS Tira. Mereka unggul dalam penguasaan bola dan lebih sering mengancam gawang lawan. Akan tetapi, kelengahan di ujung laga berbuah petaka. Melalui skema serangan balik, PS Tira yang tertinggal satu gol dapat menyamakan kedudukan lewat gol Aleksandar Rakic pada menit keempat tambahan waktu babak kedua.
Akibatnya, perolehan tiga angka yang sudah di depan mata pun batal terwujud. Sebelumnya, Persib unggul melalui gol Ezechiel N’Douassel pada menit ke-32.
”Kami bermain cukup bagus dan lebih mendominasi pertandingan. Namun, sedikit kelengahan pada menit-menit akhir membuat lawan mampu mencetak gol,” ujar Asisten Pelatih Persib Fernando Soler.
Pelatih PS Tira Rudy Eka mengatakan, semangat pantang menyerah menjadi kunci kemenangan timnya mencuri satu poin di kandang lawan. ”Kami memang terus ditekan pada babak pertama. Namun, para pemain tetap menunjukkan daya juang untuk mencuri poin. Kerja keras itu berbuah gol pada akhir pertandingan,” ujarnya.
PS Tira bangkit setelah intensitas serangan Persib menurun pada babak kedua. Puncaknya terjadi hanya beberapa detik sebelum wasit Musthofa Umarella meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Lewat serangan balik, Rakic melepaskan tendangan ke pojok gawang yang gagal diantisipasi I Made Wirawan.
Awal manis
Berkebalikan dengan Persib, skuad Madura United mengawali Liga 1 dengan catatan manis. Madura United menang 3-1 atas tim tamu, PS Barito Putera, di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, kemarin.
Gol tuan rumah dicetak gelandang Raphael Maitimo pada menit ke-11, sayap serang Bayu Gatra pada menit ke-78, dan penyerang Greg Nwokolo pada menit ke-88. Gol tim tamu dicetak gelandang serang Matias Cordoba pada menit ke-12.
Hasil manis pada laga perdana itu menempatkan Madura United di puncak klasemen sementara. Barito Putera di posisi ke-17. Hasil itu sekaligus mengulang pertemuan pada November 2017. Saat itu, Madura United menang 3-1 atas Barito.
Kunci kemenangan Madura United adalah ”perjudian” Pelatih Madura United Milomir Seslija pada babak kedua. Dia menarik bek Alfath Faathier dan memasukkan penyerang sayap Bayu Gatra. Pilihan itu untuk mengubah skema serangan dari umpan-umpan silang menjadi kerja sama satu-dua antarpemain. Taktik itu jitu. Belum lima menit bermain, Bayu Gatra menusuk dan mengobrak-abrik konsentrasi barisan pertahanan Barito Putera. Keberanian Bayu Gatra berbuah gol.
Gol itu menggerogoti kekompakan permainan Barito Putera yang dilatih Jacksen F Tiago. Tim tamu menjadi kian tak disiplin menjaga area pertahanan. Gol ketiga Madura United lahir dari skema serangan balik kilat. Maitimo melepaskan umpan terobosan kepada Nwokolo untuk kemudian menjinakkan kiper Adhitya Harlan.
”Tim bermain atraktif dan bersemangat tinggi sehingga layak diapresiasi,” kata Seslija.
Kondisi sebaliknya dialami Jacksen yang kecewa karena gagal membalas kekalahan musim lalu atau setidaknya mencuri satu poin dengan memaksakan hasil imbang. ”Madura United bermain luar biasa,” ujarnya. (BRO/BAH/TAM)