Satu gol dari penyerang muda Brasil, Gabriel Jesus, pada laga itu sudah cukup untuk mengakhiri mimpi buruk yang muncul sejak Jerman mengalahkan Brasil, 7-1, pada laga semifinal Piala Dunia 2014. Brasil pun tidak lagi memiliki beban psikologis untuk mewujudkan mimpi menjuarai Piala Dunia untuk keenam kalinya di Rusia nanti.
”Ini adalah masalah harga diri. Itulah sebabnya kegembiraan saya meluap setelah bisa mengalahkan tim terkuat,” kata bek Brasil, Thiago Silva. Brasil tidak hanya mampu mengalahkan Jerman yang merupakan juara Piala Dunia 2014, tetapi juga menghentikan laju rekor tak terkalahkan Jerman selama 22 laga terakhir.
Kemenangan ini lebih terasa istimewa karena bisa diraih meski tanpa melibatkan Neymar yang masih menjalani perawatan pada tulang telapak kaki kanannya yang retak. Tanpa sang megabintang itu, Brasil tetap solid dan memiliki kekuatan merata di segala lini.
”Kami mampu belajar bermain bagus tanpa Neymar. Itu merupakan bagian dari kekuatan kami sekarang,” kata Pelatih Brasil Tite. Dalam laga persahabatan sebelumnya, ketika melawan Rusia, Tite sudah mulai memikirkan mencari sosok pengganti Neymar di sayap kiri.
Ketika mengalahkan Rusia, 3-0, Tite mengandalkan Douglas Costa. Namun, ketika menghadapi Jerman, pelatih yang dijuluki ”Sang Profesor” itu memilih Philippe Coutinho.
Berada di lini depan, Coutinho dipasangkan dengan Jesus dan Willian. Hasilnya, serangan Brasil lebih efektif. Mereka mampu membuat tembakan yang tepat ke arah gawang Jerman sebanyak empat kali. Sementara Jerman hanya dua kali menembak tepat ke arah gawang Brasil.
Lini pertahanan Brasil juga ampuh meredam serangan Jerman yang bertubi-tubi. Empat bek Brasil, yakni Silva, Dani Alves, Joao Miranda, dan Marcelo, berkali-kali bisa mematahkan umpan-umpan silang Jerman. Selain itu, kiper Brasil, Alisson, masih konsisten bermain cemerlang.
”Seperti yang sudah kami duga, Brasil yang sedang terluka pasti akan menurunkan pemain terbaik mereka dan bermain dengan motivasi tinggi,” kata Pelatih Jerman Joachim Loew. Sementara di timnya, Loew mengakui pemain masih banyak melakukan kesalahan.
Jerman lantas menuai banyak kritik karena mereka belum pernah menang lagi setelah menyelesaikan fase kualifikasi Piala Dunia, Oktober 2017. Sebelum kalah dari Brasil, Jerman ditahan imbang oleh Inggris, Perancis, dan Spanyol dalam laga-laga persahabatan lainnya.
Salah satu kritik juga muncul dari skuad Jerman sendiri, yaitu dari gelandang Toni Kroos. ”Kami punya banyak pemain yang mampu bermain di level ini, tetapi mereka tidak dimainkan,” ujar Kroos.
Menghadapi Brasil, hanya ada dua pemain inti yang ikut dalam skuad Jerman pada Piala Dunia 2014, yaitu Kroos dan Jerome Boateng.
Loew suka menurunkan wajah-wajah baru yang memiliki potensi lebih. Oleh karena itu, kekalahan ini tidak membuat Loew panik. Ia justru yakin Jerman bisa lebih kuat lagi setelah memetik pelajaran dari laga ini. (AP/AFP/REUTERS/DEN)