Absennya striker Tottenham Hotspur itu membuat penyelesaian akhir Inggris kurang tajam. Di bawah asuhan pelatih Gareth Southgate, Inggris kini mampu bermain secara efektif dan kreatif. Mereka punya lini belakang dan tengah yang kuat dan tinggal membutuhkan ujung tombak yang tajam.
Total dalam empat laga persahabatan yang dijalani Inggris sejak November 2017, termasuk kontra Italia kemarin, Kane tidak tampil. Meski tidak pernah kalah dalam empat laga itu, Inggris hanya mampu mencetak dua gol, masing-masing satu gol ke gawang Belanda dan Italia. Adapun Kane mampu mengemas tujuh gol dalam enam laga terakhirnya bersama Inggris.
Tanpa Kane, Southgate mengandalkan duet Raheem Sterling dan Jamie Vardy di lini depan. Sterling sejauh ini mampu memamerkan kecepatannya untuk mengoyak pertahanan lawan. Sementara Vardy mampu mencetak gol ke gawang Italia.
Southgate pun yakin, jika sudah ada Kane, langkah Inggris di Piala Dunia 2018 di Rusia nanti bakal lebih mudah. Apalagi, para pemain sudah lebih nyaman bermain dengan skema 3-5-2 yang ditawarkannya.
”Hal yang membuat saya lebih senang adalah para pemain mampu mengatasi masalah mereka sendiri di lapangan,” kata Southgate. Ia pun masih punya kesempatan untuk mematangkan timnya dalam dua laga persahabatan lainnya pada Mei nanti, yaitu melawan Nigeria dan Kosta Rika.
Kontroversi VAR
Inggris bisa saja memenangi laga itu jika wasit tidak memberikan hadiah penalti kepada Italia. Penalti diberikan setelah pemain debutan Inggris, James Tarkowski, dianggap melanggar pemain Italia, Federico Chiesa, pada menit ke-85. Lorenzo Insigne yang mengambil tendangan penalti itu pun mampu membatalkan kemenangan Inggris.
Namun, keputusan wasit tersebut masih dinilai kontroversial meski wasit sudah menggunakan teknologi asisten video pembantu wasit (VAR). Southgate merasa Tarkowski jelas tidak melanggar.
”Seharusnya bukan penalti. Namun, ini akan menjadi pengalaman yang berharga,” kata Tarkowski.