Spanyol Tebar Ancaman Maut
Diego Costa menyumbang gol pembuka bagi Spanyol. Gol itu menjadi bukti bagi Pelatih Spanyol Julen Lopetegui, Costa memang layak dipanggil untuk memperkuat lini depan Spanyol.
Isco memamerkan ketajamannya dengan mencetak hattrick perdananya bagi Spanyol. Meskipun tidak sering dimainkan sebagai pemain mula di Real Madrid, gelandang yang dimainkan sebagai penyerang sayap itu membuktikan dirinya layak mendapat tempat utama di Spanyol.
Thiago Alcantara dan Iago Aspas yang jarang mendapat posisi sebagai pemain mula juga turut menambah gol bagi ”La Furia Roja”. Banyaknya jumlah gol itu menandakan para pemain lini tengah dan lini depan Spanyol kembali produktif mencetak gol.
Sejak dilatih Lopetegui, timnas Spanyol selalu mencetak gol dalam 18 laga terakhir. Raihan itu membuktikan racikan komposisi pemain dan strategi yang diterapkan Lopetegui membuat Spanyol menjadi tim yang mampu tampil cantik dan efektif dalam mencetak gol.
Formasi 4-3-3 yang dipilih Lopetegui sering dimainkan Barcelona dan Real Madrid, dua klub utama dan penyumbang pemain terbanyak di timnas Spanyol. Dengan formasi yang sangat dipahami para pemain dari kedua klub itu, mereka bermain seperti saling memahami secara otomatis. Umpan terobosan dan umpan-umpan pendek mengalir dengan lancar.
Pertahanan Argentina dapat dengan mudah ditembus karena pemain Spanyol memainkan umpan terobosan dan umpan silang dengan sangat cepat dan sulit diantisipasi. Pertahanan zona yang beberapa kali diperagakan Argentina dibongkar dengan mudah. Ketidakdisiplinan gelandang Argentina dalam membantu pertahanan turut memudahkan Spanyol berpesta gol.
Meskipun tampil prima dan menebarkan hawa ketakutan kepada semua lawan, Lopetegui tidak mau bersikap sombong. Baginya, kemenangan itu menggembirakan, tetapi tidak berdampak apa pun pada penyisihan grup Piala Dunia.
”Saya sangat puas dengan kemenangan atas finalis Piala Dunia sebelumnya. Mereka adalah lawan dengan sejarah yang luar biasa, tetapi tidak ada yang lainnya. Ini tidak mengubah apa pun. Kami harus memulai Piala Dunia dengan poin nol,” kata Lopetegui seusai laga.
Lopetegui mengatakan dirinya juga puas dengan penampilan Costa dan Aspas sebagai ujung tombak. Costa dan Aspas dinilai mampu menjadi target umpan untuk mencetak gol sekaligus pembuka ruang di kotak penalti.
Pada dua laga persahabatan melawan Jerman pekan lalu dan melawan Argentina, Lopetegui memanggil Costa, Aspas, dan Rodrigo Moreno sebagai penyerang tengah dan tidak memanggil Alvaro Morata yang biasa mengisi posisi tersebut. Ketiga penyerang itu diuji dalam dua laga kompetitif dan masing-masing dapat mencetak satu gol.
Sebelum dilatih Lopetegui, penyerang tengah adalah titik lemah Spanyol. Spanyol jarang memiliki penyerang tengah yang andal sehingga produksi gol mengandalkan gelandang serang, penyerang sayap, dan bek.
Kini dengan memiliki tiga penyerang tengah selain Morata, Lopetegui dapat memainkan banyak alternatif strategi.
Didera cedera
Di kubu Argentina, Lionel Messi, Sergio Aguero, dan Angel Di Maria absen karena cedera. Ketiadaan pemain bertipe menyerang itu membuat lini depan Argentina bagaikan lumpuh.
Pelatih Argentina Jorge Sampaoli memainkan formasi 4-2-3-1 dengan Gonzalo Higuain di ujung ombak karena terbatasnya pilihan yang ada.
”Messi berlatih bersama kami. Dia menjalani pekan latihan yang bagus, tetapi masih merasa tidak nyaman dengan kakinya,” kata Sampaoli yang menyebut ada sedikit masalah pada otot hamstring Messi.
Tanpa Messi, Aguero, dan Di Maria, serangan Argentina menjadi kurang tajam. Beberapa kali Argentina mendekati kotak penalti Spanyol, tetapi hanya dapat tiga kali melepas tendangan yang mengarah ke gawang.
Di sisi lain, pertahanan Spanyol lebih disiplin setelah melawan Jerman. Keempat bek tidak pernah terlalu jauh dari wilayah pertahanan mereka. Para gelandang juga rajin mundur dan memperkuat pertahanan.
Kondisi itu membuat serangan-serangan Argentina lebih mudah dipatahkan. Hal itu juga membuat Spanyol dapat bermain lebih menyerang dan tidak fokus ke pertahanan.
Argentina sempat memperkecil ketertinggalan melalui sundulan Nicolas Otamendi, memanfaatkan umpan Ever Banega dari sepak pojok. Namun, hanya itu serangan berbahaya dari Argentina pada laga tersebut.
Dengan kekalahan itu, Sampaoli harus memutar otak untuk menyusun strategi dan meracik komposisi pemain sebelum Piala Dunia. Sampaoli hanya memiliki satu kesempatan untuk menguji taktiknya pada laga persahabatan kontra Ukraina pada 4 Juni mendatang.
”Saya bertanggung jawab atas kekalahan ini, jangan menyalahkan pemain. Perbedaan di antara kedua tim sangat besar dan itu terlihat pada skornya,” kata Sampaoli. (AP/AFP/Reuters/ECA)