Dalam dua final ATP Masters 1000 tahun 2017 di Montreal dan Roma, Zverev keluar sebagai pemenang. Jumlah dua gelar di turnamen ATP Masters 1000 itu sama seperti yang didapat Rafael Nadal dan hanya kalah dari Roger Federer yang memenangi tiga turnamen.
Namun, sejak juara di Montreal, Agustus 2017, Zverev tak pernah lagi tampil di final. Pada arena Grand Slam, dia masih sulit mengendalikan tekanan tampil dalam turnamen besar.
Di AS Terbuka 2017, Zverev tersingkir pada babak kedua dan di Australia Terbuka 2018 hanya bertahan hingga babak ketiga. Adapun pada ATP Masters 1000 Indian Wells, dua pekan lalu, petenis peringkat kelima dunia itu tersingkir pada babak kedua.
Di Miami, Zverev kembali pada permainan solid di baseline yang menjadi ciri khasnya. Dalam perjalanan menuju final, dia menundukkan lawan-lawan yang tak mudah dikalahkan, yaitu Daniil Medvedev, David Ferrer, Nick Kyrgios, dan Borna Coric. Pada semifinal, Jumat (30/3), dia mengalahkan Pablo Carreno Busta, 7-6 (4), 6-2. Adapun Isner menghentikan 15 kemenangan beruntun Juan Martin del Potro, 6-1, 7-6 (2).
”Saya senang bisa kembali tampil baik. Mudah-mudahan saya juga bisa tampil baik di final, setelah itu fokus untuk musim lapangan tanah liat,” kata Zverev dalam laman resmi ATP. Jika juara, peringkat Zverev naik ke urutan ketiga dunia, posisi tertinggi yang pernah ditempatinya pada November 2017.
Meski banyak membuat kesalahan pada set pertama, Zverev tetap dominan, di antaranya melalui 10 servis as dan poin yang didapat dari backhand silang. ”Saya tak tampil baik pada set pertama. Setelah itu, saya mencoba lebih agresif,” katanya.
Final Zverev melawan Isner, pertemuan keempat mereka, akan menjadi persaingan petenis baseliner dengan petenis bergaya servis voli. Berbeda dengan Zverev yang lebih banyak bermain di area baseline, termasuk untuk menyerang, Isner mengandalkan kekuatan servisnya untuk meraih poin dengan cepat. Del Potro, yang dikalahkan Isner pada semifinal, mengakui kesulitan mengembalikan servis petenis bertinggi badan 208 sentimeter itu.
Final di Miami adalah final keempat Isner dalam ATP Masters 1000. Namun, dia selalu kalah pada penampilan di Indian Wells 2012, Cincinnati 2013, dan Paris 2016. Final di Paris itu bahkan menjadi penampilan terakhir Isner di final sebelum Miami 2018. Musim ini, petenis AS itu tak pernah melewati babak kedua dalam enam turnamen.
”Hari ini menjadi penampilan terbaik saya dan saya sangat siap untuk final nanti,” ujar Isner.
Final tunggal putri, Minggu dini hari WIB, mempertemukan Jelena Ostapenko dan Sloane Stephens. Ini adalah gelar WTA Premier Mandatory pertama bagi pemenangnya. (Reuters/IYA)