Sloane Stephens (25) mempunyai kenangan manis dengan Key Biscayne, pulau kecil di bagian selatan Miami. Di tempat ini, Stephens remaja setiap hari berlatih tenis dan menikmati piza yang dibelinya di kedai Sir Pizza.
Sebelum turnamen tenis Miami Terbuka, yang selama tiga dekade terakhir bergulir di Key Biscayne, dipindahkan ke Hard Rock Stadium, di bagian utara Miami, Stephens kembali mengukir kenangan dengan menjadi juara pada turnamen berkelas WTA Premier Mandatory ini, Minggu (1/4/2018) dini hari WIB.
Tampil memukau di hadapan penonton di The Tennis Center, Crandon Park, Key Biscayne, Stephens mengalahkan petenis peringkat kelima WTA, Jelena Ostapenko, 7-6 (7-5), 6-1.
Kemenangan ini menjanjikan sejumlah pesta kemenangan bagi Stephens. ”Kamu tak akan punya waktu pergi ke Sir Pizza malam ini,” kata seorang reporter pada konferensi pers, seperti dikutip ESPN.
”Ah, kamu bercanda. Saya pergi sekarang,” jawab Stephens.
Petenis berusia 25 tahun itu menuturkan, sejak usia 12 tahun, ia sudah berlatih tenis di Key Biscayne. ”Saat itu, Asosiasi Tenis Amerika Serikat masih bermarkas di sini. Jadi, kami berlatih setiap hari,” ujarnya.
Di antara jadwal latihan, Stephens suka makan piza yang memberinya kenangan manis di kota Key Biscayne. Jadi, keputusan memindahkan turnamen Miami Terbuka ke Hard Rock Stadium membuatnya sedih karena harus mengubur kenangan. Namun, kesedihan itu tidak bertahan lama dengan trofi juara di tangan.
Apalagi, kemenangan ini memastikan rekor sempurna Stephens tampil di final. Ia telah enam kali masuk final turnamen tenis profesional, dengan rekor mengantongi enam gelar juara.
Setelah menjadi juara Grand Slam AS Terbuka 2017, Stephens bermain kurang konsisten. Dia delapan kali kalah beruntun setelah juara di New York, termasuk pada Australia Terbuka 2018. Pada turnamen Indian Wells, dua pekan lalu, Stephens melaju hingga babak ketiga.
Stephens mengatakan, hasil Miami Terbuka melebihi ekspektasinya. ”Saya tidak mengharapkan gelar di sini atau di mana saja, sungguh. Saya hanya ingin memastikan saya mendapatkan kembali permainan saya,” kata petenis asal Florida itu.
Laga final melawan Ostapenko bergulir selama 1 jam 31 menit. Stephens tampil dominan atas lawannya yang menjadi juara Perancis Terbuka 2017 itu dengan mengumpulkan enam game point pada set kedua. Dia tampil efektif dan tidak meledak-ledak saat menyerang. Sebaliknya, Stephens berusaha meredakan serangan lawan dengan menggapai bola-bola sulit.
Saat skor 3-1 pada set kedua, Stephens dengan cermat menempatkan bola di depan net. Hal ini memaksa Ostapenko berlari dari belakang lapangan ke arah depan sebelah kiri net untuk menjangkau bola. Stephens lalu mengembalikan bola tersebut dengan pukulan menyilang ke kanan, membuat Ostapenko kesulitan mengejar bola.
Stephens hanya melakukan enam pukulan yang tidak dapat dijangkau lawan (winners). Bandingkan dengan Ostapenko yang dengan pukulan kerasnya membuat 25 winners. Namun, Ostapenko membuat 49 kesalahan sendiri dan 5 kali kesalahan ganda saat servis. Jumlah kesalahan Ostapenko ini mencapai dua kali lipat yang dilakukan Stephens.
”Ostapenko memainkan pukulan sulit. Saya hanya berusaha mengembalikan pukulannya dan tidak terlalu berkecil hati saat gagal. Ketika bisa melakukan itu, saya yakin dapat mengambil kesempatan,” ujarnya.
Petenis AS ini mengawali turnamen Miami Terbuka di peringkat ke-12 WTA dan menjadi unggulan ke-13 di turnamen. Dengan kemenangan ini, Stephens mulai pekan depan untuk pertama kali masuk ke dalam jajaran petenis 10 besar dunia.
Adapun Ostapenko mengaku tampil kurang maksimal karena gugup. ”Kaki saya tak mau bergerak. Saya tidak dapat memukul bola dengan baik,” ujarnya.
Berpisah
Sementara itu, mantan petenis nomor satu dunia Novak Djokovic memutuskan berpisah dengan pelatih kepala Andre Agassi setelah dirinya berjuang menyembuhkan cedera siku yang berkepanjangan.
”Dengan niat baik, saya berusaha membantu Novak. Kami terlalu sering menemukan diri kami setuju untuk tidak setuju. Saya berharap yang terbaik untuknya,” ujar Agassi.
Djokovic, pemegang gelar 12 Grand Slam, mengalami penurunan performa secara tajam karena mengalami cedera siku. Cedera siku juga yang memaksa Djokovic mundur dari perempat final Grand Slam Wimbledon 2017. Djokovic terpaksa mengakhiri pertandingan lebih cepat di Indian Wells dan Miami. (Reuters/AFP/DNA)