Peningkatan Kekuatan dan Pembenahan Mental Jadi Target Utama
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mulai Selasa (3/4/2018), tim angkat besi Indonesia akan menjalani pemusatan latihan nasional di Pedepokan Gajah Lampung, Pringsewu, Lampung. Selama berlatih di Lampung, tim angkat besi ditantang untuk meningkatkan kekuatan dan mengatasi tekanan mental agar siap menghadapi persaingan Asian Games 2018.
Manajer sekaligus pelatih kepala tim angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja di Jakarta, Minggu, mengatakan, dalam evaluasi tiga mingguan yang ketiga, akhir Maret lalu, lima dari 13 lifter pelatnas gagal melakukan angkatan pertama.
”Padahal, angkatan pertama dalam kejuaraan angkat besi sangat penting karena dapat meningkatkan kepercayaan diri atlet pada angkatan selanjutnya. Kalau angkatan pertama gagal, tekanan semakin berat. Untuk mengejar peningkatan jumlah angkatan kian sulit,” ujarnya.
Kegagalan pada angkatan pertama, menurut Dirdja, disebabkan banyak hal, seperti kekuatan belum stabil dan faktor psikologis. Lifter kelas +75 kg, Nurul Akmal, misalnya, masih kurang percaya diri melihat banyaknya penonton yang hadir dalam evaluasi. Oleh karena itu, peningkatan kekuatan dan pembenahan psikologis menjadi target utama latihan. Dengan berlatih di Lampung, atlet bisa lebih fokus dengan program yang sudah disiapkan tim pelatih.
Selain itu, kehadiran pemimpin pedepokan Imron Rosadi yang dianggap sebagai suhu angkat besi di Indonesia dapat menjadi suntikan motivasi bagi atlet. Imron Rosadi diharapkan dapat memberikan masukan teknik agar atlet tampil lebih baik.
Atlet angkat besi awalnya dijadwalkan menjalani training camp di Jepang. Namun, latihan di Jepang dibatalkan dan diganti berlatih di Lampung pada 3-20 April. Sebelum Asian Games bergulir, atlet juga dijadwalkan menjalani training camp di China.
Wushu
Sementara itu, Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) sudah memperoleh dua nama untuk bergabung dengan lima atlet lainnya yang sudah pasti diturunkan di Asian Games 2018 nanti. Dua nama atlet itu sudah terpilih meski Kejuaraan Nasional Wushu di Yogyakarta belum selesai.
Seperti telah diketahui, Kejurnas Wushu yang berlangsung di Yogyakarta sejak Kamis (29/3/2018) hingga Senin ini menjadi salah satu ajang untuk mendegradasi tiga atlet yang selama ini mengikuti pelatnas wushu.
”Memang pertandingan baru selesai Senin, tetapi ketiga nomor yang menjalani seleksi sudah selesai, di mana Bobie Valentinus yang turun di nomor taiji sudah lolos,” kata Ngatino, Wakil Ketua Umum I PB WI, Minggu siang.
Ngatino menambahkan, selain Bobie yang lolos setelah menang atas Nicholas, atlet putri Felda Elvira Santoso yang turun di nomor changquan juga lolos setelah menang atas Monica Pransisca.
Di Asian Games Jakarta-Palembang 2018, cabang wushu akan memperebutkan 13 medali emas, terdiri dari 7 nomor untuk taolu atau jurus dan 8 nomor untuk sanda atau pertarungan. Indonesia menurut rencana akan mengikuti semua nomor. Untuk nomor taolu, sebelumnya sudah ada lima atlet yang dipastikan turun di Asian Games, yakni Lindswell Kwok, Juwita Niza Wasni, Achmad Hulaefi, Edgar Xaveir Marvelo, dan Harris Horatius.
Penentuan akhir atlet wushu yang bakal membela ”Merah Putih” di Asian Games masih menunggu konsultasi dengan tim pelatih.
Kehadiran Menpora
Menyinggung kehadiran Menpora Imam Nahrawi dalam Kejurnas Wushu 2018 yang diikuti 730 atlet dari 26 provinsi itu, Ngatino mengatakan, PB WI sudah mengundang Menpora untuk membuka atau menutup acara tersebut.
”Hanya kelihatannya Menpora hadir pada acara penutupan saja, Senin malam. Sebab, Piala Presiden yang menjadi hak juara umum baru bisa diserahkan setelah semua pertandingan, dan kelihatannya bakal diserahkan langsung oleh Menpora,” ujar Ngatino. (NIC/DNA)