Meski Mercedes maupun Hamilton terus membantah adanya setelan khusus yang kemudian populer dengan istilah ”party mode” itu, Red Bull tetap meyakini bahwa keadaan di Australia memaksa Mercedes menggunakan mesinnya pada kemampuan maksimal. Efeknya, Hamilton mampu mencetak waktu 1 detik lebih cepat dari pesaingnya.
”Mereka gugup karena (Valtteri) Bottas kecelakaan dan tiba-tiba mereka mengaktifkan mobil dengan kekuatan penuh, seperti yang kita sebut party mode,” ungkap penasihat tim sekaligus Ketua Pengembangan Pebalap Red Bull, Helmut Marko, kepada Motorsport.com, Sabtu (31/3/2018).
Dia menambahkan, normalnya mereka tidak membutuhkan itu. Namun, keadaan di Melbourne kemudian memaksa mereka menggunakannya. ”Pada awalnya mereka meributkan siapa yang mengeluh, dan Red Bull memang selalu mengeluh. Untungnya setelah kualifikasi, yang lain pun melihatkan dan sekarang ada banyak pembicaraan mengenai hal itu,” kata Marko sambil menambahkan mode khusus itu kemungkinan adalah sistem pencampuran oli dengan bahan bakar saat diperlukan.
Meski setuju dengan pembatasan setelan mesin mobil F1, Direktur Balapan Renault Cyril Abiteboul menilai aturan pembatasan seperti itu akan sulit diterapkan secara teknis. Oleh karena itu, fokus hendaknya diarahkan pada pengurangan batas konsumsi bahan bakar di sesi kualifikasi.
”Saya rasa target pertama adalah membatasi konsumsi oli. Kita sekarang berada dalam situasi dibatasi 0,6 liter, tetapi mesin kita mengonsumsi kurang dari 0,1 liter oli. Karena itu, sangat memungkinkan pada 2018 ini untuk menggunakan mesin dengan konsumsi oli seperti itu,” kata Abiteboul.
Rencana Honda
Pebalap tim F1 Toro Rosso, Pierre Gasly, kemarin, mengatakan, Honda memiliki rencana besar untuk pengembangan pada 2018. Honda ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka bisa membuat mesin yang layak di F1.
Memasuki musim keempat di F1, Honda sampai saat ini belum mampu memberikan mesin yang mampu bersaing dengan rival-rivalnya di F1, baik saat bersama McLaren maupun setelah berganti mitra dengan Toro Rosso pada musim 2018 ini. Meski demikian, Gasly tetap yakin dengan kemampuan Honda. (OKI)