TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Antusiasme pebulu tangkis muda mengikuti turnamen bulu tangkis Pembangunan Jaya Raya Yonex-Sunrise Junior Grand Prix Gold 2018 tinggi. Pada tahun kedua penyelenggaraannya, jumlah peserta melonjak menjadi 1.054 atlet dari 19 negara.
Turnamen yang mempertandingkan tiga kategori, yakni kelompok usia 15, 17, dan 19 tahun, ini adalah turnamen yunior kategori tertinggi. Khusus untuk U-19, poin yang diperoleh akan diperhitungkan dalam peringkat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Dalam kalender BWF 2018, turnamen setingkat ini hanya dilaksanakan di empat negara, yakni Belanda, Jerman, Indonesia, dan India. Turnamen ini digelar di GOR PB Jaya Raya, Bintaro, Tangerang Selatan, 3-8 April.
Ketua panitia turnamen Tony Soehartono, di Tangerang Selatan, Selasa (3/4), mengatakan, jumlah negara peserta naik signifikan dibandingkan turnamen tahun lalu. ”Tahun lalu tercatat 600 pebulu tangkis dari sembilan negara. Ini membuktikan setiap negara semakin gencar membina dan mengikutsertakan atlet yunior di turnamen internasional,” ujar Tony.
Selain negara kuat bulu tangkis Asia, seperti China, Korea, dan Jepang, turnamen ini diikuti peserta dari Amerika Serikat, Peru, Selandia Baru, dan Perancis.
Indonesia menjadi negara terbanyak yang mengikutsertakan 751 pemain dari pelatnas dan sejumlah klub. Taiwan mengirimkan 63 pemain, Thailand 57 pemain, dan India 56 pemain.
Selain peringkat BWF untuk kategori U-19, poin yang diraih pada kategori U-17 dan U-15 akan diperhitungkan dalam peringkat Konfederasi Badminton Asia (BAC).
”Perolehan poin sangat penting bagi pemain yunior di usia 17 dan 19 karena mereka akan memasuki level senior. Contohnya adalah pemain ganda putri Apriani Rahayu. Dia sukses menempati peringkat 10 besar dunia pada usia 20 tahun berkat keikutsertaan di level senior dan poin yang didapat,” kata Tony.
Legenda bulu tangkis Indonesia yang juga Ketua Umum PB Jaya Raya Rudi Hartono mengatakan, ditunjuknya Indonesia kembali menjadi penyelenggara Junior Grand Prix Gold memberi dampak positif bagi perkembangan bulu tangkis Indonesia.
”Lewat turnamen ini, setiap orang bisa melihat dan memonitor sejauh mana kemajuan pemain yunior Indonesia dan negara lain. Selain itu, sebagai tuan rumah, Indonesia juga diuntungkan karena bisa mengikutsertakan lebih banyak pemain tanpa mengeluarkan banyak biaya,” tutur peraih delapan gelar tunggal putra All England ini.
Persaingan dimulai pada Selasa, termasuk yang dijalani Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, andalan tunggal putra Indonesia di kategori U-19. Ikhsan, yang diunggulkan di posisi kedua, melewati babak pertama dengan mengalahkan Maisnam Meiraba dari India, 21-17, 21-13.
”Turnamen ini merupakan kesempatan saya untuk mencari gelar. Turnamen ini juga akan menjadi tolok ukur sebelum saya naik ke level senior,” kata Ikhsan, setelah pertandingan.
Ikhsan bertekad setingkat lebih baik dari prestasinya tahun lalu saat menjadi runner-up. Salah satu lawan yang diwaspadai di turnamen ini adalah Li Shifeng (China) yang menjadi unggulan kelima. Ikhsan berpeluang menghadapi Li pada perempat final.
Ikhsan adalah pebulu tangkis yunior putra nomor satu di Indonesia dan peringkat keempat yunior dunia. Tiga pemain yang berada di atasnya adalah Kunlavut Vitidsarn (Thailand), Lakshya Sen (India), dan Nhat Nguyen (Irlandia). Vitidsarn juga hadir pada turnamen ini dan diunggulkan di tempat teratas.
Selain Ikhsan, wakil Indonesia yang melewati babak pertama adalah Lalu Muhammad Nabil Aswinanda, Karono, Alberto Alvin Yulianto, Muhamad Febriansyah, Athadhia Ramadhan Rizal, dan Bobby Setiabudi. (*/DD15)