NASHVILLE, MINGGUMeski menjadi negara dengan gelar juara Piala Davis terbanyak, yakni 32 gelar, Amerika Serikat terakhir kali mendapatkannya pada 2007. Kini, peluang mengembalikan kejayaan tenis negara tersebut terbuka kembali ketika AS melaju ke semifinal.
Kebanggaan sebagai negara dengan gelar kejuaraan tenis beregu putra terbanyak disebut berulang-ulang oleh pembawa acara pertandingan AS melawan Belgia di Curb Evnet Center, Nashville, AS, 6-8 April.
Sang pembawa acara seolah mencoba mengingatkan kembali ketika AS mendominasi Piala Davis pada era 1970 hingga 1980-an. Juga, ketika AS terakhir kali membawa pulang trofi dengan bobot hingga 105 kilogram itu pada 2007, saat diperkuat Andy Roddick, James Blake, serta Mike dan Bob Bryans.
Asa menambah gelar juara tumbuh setelah AS mengalahkan Belgia, 4-0, dalam perempat final dan akan berhadapan dengan Kroasia di semifinal, 14-16 September. Apalagi, tim tersebut, saat ini, diperkuat tiga pemain berperingkat 20 besar dunia.
John Isner (peringkat ke-9 dunia), Sam Querrey (peringkat ke-14), Jack Sock (ke-16), dan Ryan Harrison (ke-54) menuntaskan tugas dengan baik. Mereka memastikan ke semifinal sebelum berlangsungnya dua pertandingan tunggal yang digelar pada Minggu (8/4/2018) waktu setempat atau Senin (9/4) dini hari waktu Indonesia.
Pada hari terakhir pertandingan itu, Harrison mengalahkan Ruben Bemelmans, 6-4, 6-4. Adapun laga terakhir, Querrey melawan Joris De Loore, tidak dilaksanakan.
”Ini menjadi target besar kami, bermain mewakili negara dengan baik dalam Piala Davis. Kami sangat senang memiliki kesempatan tampil di semifinal,” kata Harrison yang menentukan kemenangan AS ketika memenangi nomor ganda, berpasangan dengan Sock.
Jika bisa mengalahkan Kroasia pada semifinal dan menang atas Spanyol atau Perancis dalam final, putra-putra AS memperkokoh kembalinya kekuatan tenis AS yang dimulai petenis-petenis putri ketika menjuarai Piala Fed 2017. Tahun ini, tim Piala Fed AS akan tampil di semifinal melawan Perancis, 21-22 April.
”Saat ini, kami memiliki bintang-bintang muda yang kompetitif. Kami akan berusaha untuk menjaga kondisi ini. Kami ingin sekali mengulang apa yang pernah dicapai AS dalam Piala Davis,” kata Isner dalam laman resmi Piala Davis. Isner (32), petenis tertua dalam tim AS ini, datang ke Nashville setelah meraih gelar pertama dalam turnamen ATP Masters 1000 di Miami, pekan sebelumnya.
Kapten tim Piala Davis AS, Jim Courier, hanya bisa berharap Isner dan kawan-kawan akan berada dalam kondisi fit di semifinal. Ini karena AS, yang terakhir kali tampil di semifinal pada 2012, akan berperan sebagai tim tamu saat melawan Kroasia. AS juga tak pernah menang atas Kroasia dalam empat pertemuan pada 2003, 2005, 2009, dan 2016.
Pada pertemuan terakhir di Oregon, AS, Isner, Sock, dan Bryan bersaudara harus mengakui keunggulan Kroasia, 2-3, di perempat final. Mereka kalah di hadapan publik sendiri meski unggul lebih dulu, 2-0.
”Kroasia memiliki hak memilih lokasi dan jenis lapangan. Saya hanya berharap tim saya bisa tetap fit setelah tampil dalam rangkaian turnamen musim panas di AS,” kata Courier.
Ferrer pahlawan
D Valencia, Spanyol, petenis tuan rumah, David Ferrer, membayar penampilan buruknya ketika dikalahkan Alexander Zverev (Jerman) di hari pertama. Tampil pada laga penentu, setelah Spanyol dan Jerman berbagi skor 2-2, Ferrer dan lawannya, Philipp Kohlschreiber, menyuguhkan penampilan terbaik. Setelah menang, 7-6 (1), 3-6, 7-6 (4), 4-6, 7-5, dalam durasi 4 jam 51 menit, Ferrer menyebut penampilannya sebagai yang terbaik selama membela tim Davis Spanyol sejak 2006. (IYA)