Pada laga pertama, Barcelona unggul 4-1 atas Roma. Jika ingin membalikkan keadaan, Roma wajib menang minimal 3-0. ”Kami harus menjaga di pikiran, mereka mencetak tiga gol ke gawang Chelsea saat berlaga di kandang dan di Stamford Bridge,” ujar Valverde.
”Saya suka penampilan melawan Roma karena laga itu sangat sulit. Kami menciptakan banyak peluang, tetapi mengalami dua atau tiga gangguan, yang biasanya tidak ada. Kami berada di perempat final. Secara natural, lawan akan berada pada tingkat yang dapat memberi kami masalah,” kata Valverde.
Kewaspadaan Valverde sangat masuk akal karena Roma pernah menekuk Chelsea, 3-0, di Olimpico dan menahan imbang 3-3 di London. Di sisi lain, Chelsea pernah menahan imbang Barca 1-1. Dengan kemampuan itu, Roma tetap berpeluang mencetak tiga gol ke gawang Barca dan membalikkan semua ramalan yang mengunggulkan ”Blaugrana” lolos ke semifinal.
Dengan kewaspadaan itu, Valverde diperkirakan bakal memainkan formasi 4-4-2. Lionel Messi dan Luis Suarez tetap di lini depan sebagai tumpuan gol. Messi sedang berapi-api dan baru saja mencetak hattrick saat menjamu Leganes. Messi bukan hanya cerdik dalam memanfaatkan umpan terobosan, melainkan juga sangat mematikan ketika mengeksekusi tendangan bebas.
Di lini tengah, Andres Iniesta dan Ousmane Dembele akan menjadi andalan untuk menyerang dari sayap kiri dan kanan. Serangan sayap menjadi alternatif solusi jika Barca menghadapi pertahanan ketat Roma.
Ivan Rakitic dan Paulinho akan diandalkan di lini tengah. Keduanya bertugas membantu pertahanan sekaligus mengalirkan umpan ke kotak penalti.
Philippe Coutinho tidak bisa dimainkan karena aturan cup-tied sebab sebelumnya dia telah membela Liverpool. Namun, tanpa Coutinho kekuatan Barca tidak berkurang.
Di lini pertahanan, Barca akan mengandalkan Ruben Semedo, Gerard Pique, Samuel Umtiti, dan Jordi Alba. Lini pertahanan Barca dituntut lebih disiplin karena Roma akan menyiapkan beberapa serangan cepat untuk mencetak gol di awal-awal laga.
Barca akan mempertahankan dominasi penguasaan bola untuk mencegah Roma membangun serangan. Jika pertahanan Roma longgar, Barca tidak akan segan untuk berpesta gol lagi.
Roma tumpul
Saat Barca sedang dalam kondisi puncak dan produktif mencetak 14 gol dalam lima laga terakhir, lini depan Roma justru sedang tumpul. Hanya lima gol dicetak Roma dalam lima laga terakhir. Pada tiga laga terakhir di semua kompetisi, Roma dua kali kalah dan sekali imbang.
Tumpulnya Roma menjadi masalah saat menghadapi Barca. Tanpa lini depan yang tajam, mustahil bagi Roma untuk membalikkan keadaan dan maju ke semifinal. Ini tantangan bagi Edin Dzeko, Diego Perotti, dan Cengiz Uender.
Pelatih Roma Eusebio Di Francesco sedang memutar otak untuk mencari formasi yang pas guna melawan Barca. Formasi 4-5-1 yang dimainkan pada laga pertama terbukti gagal menahan gempuran Messi dan Suarez.
Formasi 4-3-3 yang dimainkan di Serie A juga bakal membuat pertahanan Roma sangat terbuka dan rawan dieksploitasi penyerang Barca.
Di Francesco diperkirakan bakal memainkan formasi 4-4-2 untuk menambah daya gempur, tetapi tidak meningalkan kestabilan di lini pertahanan. Dzeko dan Uender akan diandalkan untuk menggempur Barca.
Jika hanya Dzeko yang ditinggal di depan, para bek Barca akan mudah meredamnya. Roma perlu lebih berani bermain menyerang untuk mencegah Barca terlalu mendominasi penguasaan bola.
”Kami kesulitan menyelesaikan peluang pada dua laga terakhir sehingga membuat kami kalah. Kami harus bangkit dari kondisi ini,” kata Di Francesco. (AP/AFP/Reuters/ECA)