Berbeda dengan Vettel, para pebalap Mercedes sejak awal memang merencanakan strategi satu kali pit stop dengan menggunakan ban berkompon medium. Taktik itu karena Mercedes menyadari daya pacu mobil mereka sedikit di bawah Ferrari pada sesi latihan hingga kualifikasi.
Dengan skenario itu, secara matematis, pebalap Mercedes yang paling dekat dengan Vettel, yaitu Valtteri Bottas, bisa mengejar Vettel yang sempat unggul 25 detik pada 37 putaran tersisa dan memenangi balapan.
Faktanya, Vettel kemudian mengubah strategi dengan membatalkan pit stop kedua. Dia ”berjudi” dengan mengandalkan ketahanan ban lunak itu hingga akhir balapan.
”Saya berpikir kami sudah memenangi balapan setelah keluar (dari pit) dengan ban medium di belakang Sebastian dan dengan jarak yang bisa mereka persempit serta mengetahui Ferrari akan berhenti lagi (pit stop kedua) atau akan kehabisan ban jika kami terus menekan mereka. Itu adalah saat di mana 90 persen kemungkinan kami menang dan kami kehilangan itu,” tutur pemimpin tim Mercedes Toto Wolff dikutip Motorsport.
Vettel memang cerdik. Begitu mengetahui rival-rivalnya dari Mercedes masuk ke pit belakangan dan mengganti ban dengan ban medium, yang berarti Mercedes menerapkan strategi sekali pit stop, pebalap Jerman itu langsung menggunakan ban lunaknya yang masih baru untuk memperlebar jarak dengan dua pebalap Mercedes, Bottas dan Lewis Hamilton.
Daya cengkeram ban lunak yang lebih baik ketimbang ban medium bisa memberinya keuntungan di saat ban itu masih baru. Sementara ban medium membutuhkan waktu lebih panjang untuk menghasilkan daya cengkeram maksimal.
Menjaga ban
Jendela waktu itulah yang kemudian dimanfaatkan Vettel dengan melaju sekencang-kencangnya, diimbangi dengan meminimalkan pengereman keras untuk memperkecil efek keausan ban. Taktik itu dilakukan untuk menjaga ban lunaknya tak cepat aus. Apalagi, berdasarkan perhitungan, ban lunak maksimal hanya bisa bertahan hingga 35 lap.
Vettel memutuskan mengambil risiko setelah mengetahui rekan setimnya, Kimi Raikkonen, tidak bisa melanjutkan balapan setelah melakukan pit stop kedua di akhir putaran ke-35. Vettel pun memberi tahu timnya akan menjalankan ”rencana B”, yaitu tidak akan melakukan pit stop kedua.
”Saya berpikir tidak ada yang kami pertaruhkan. Jika kami masuk pit lagi dengan sisa lima putaran, kami akan finis ketiga. Jika kami masuk ke pit dengan 15 atau 20 putaran tersisa, juga akan sulit untuk mengejar karena saya rasa ban medium lebih konsisten sehingga tentu akan sulit mendahului Lewis yang sudah akan lebih dulu dari saya,” papar Vettel dikutip Crash.
Atas pertimbangan itulah, Vettel bertaruh untuk meneruskan balapan tanpa masuk ke pit lagi. Dia memanfaatkan dengan baik keunggulan daya pacu mobilnya dan menjaga keawetan bannya dengan tidak banyak melakukan pengereman keras. Juara empat kali F1 itu memadukan dengan baik akselerasi dan deselerasi mobilnya.
Hal berbeda dilakukan Bottas, yang menggunakan segenap kecepatan mobilnya untuk semakin mendekati Vettel. Akibatnya, ban depan mobil pebalap Finlandia itu pun kerap terkunci beberapa saat karena pengereman keras. Bottas terus menekan. Dia menguji Vettel, terutama pada lima putaran terakhir, di mana Vettel sering merasakan bannya tergelincir karena daya cengkeramnya semakin berkurang.
Namun, Vettel menunjukkan kelasnya. Dia memanfaatkan daya pacu Ferrari yang sejak sesi latihan di Bahrain lebih baik ketimbang Mercedes untuk menjaga posisinya. Vettel terus menutup ruang bagi Bottas yang berjuang keras menyalipnya.
Meski kemudian mampu mendekati Vettel, Bottas tidak bisa mendahului karena daya cengkeram bannya pun sudah tidak mendukung. Dalam kondisi ban sama-sama sudah kurang mencengkeram, Vettel keluar sebagai pemenang balapan di Bahrain.
”Ban-ban ini telah habis, habis, di 10 lap terakhir,” ujar Vettel melalui radio komunikasi dengan tim Ferrari setelah melewati garis finis. (OKI)