Souei berpendapat, lebih baik atletik bergulir di satu lokasi saja. ”Jika diselenggarakan di dua tempat, kami harus menyiapkan sistem penilaian dan peralatan di dua tempat. Namun, ini masih dalam pembahasan dan kami mencari jalan keluar yang terbaik,” katanya.
Adapun menembak diusahakan agar diselenggarakan di Jakarta, seperti cabang lain. Tarek tidak sepakat apabila menembak digelar di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang.
Menurut Tarek, apabila menembak bergulir di Palembang, hal tersebut dapat mengucilkan sebagian atlet. ”Kami tak ingin memisahkan dan membuat atlet merasa didiskriminasi. Kami ingin mereka merasakan kebersamaan. Dengan tinggal di Wisma Atlet dan berlomba di lokasi berdekatan, semangat kebersamaan bisa terbangun,” ujarnya.
Souei menjelaskan, pada Asian Games sebelumya, penyelenggara menggelar lomba nomor layar dan menembak di lokasi yang terpencil, jauh dari pusat kota. Hal itu membuat sejumlah atlet kurang nyaman terpisah dari rekan-rekannya.
Selain itu, penyelenggara direpotkan dengan berbagai hal teknis. Karena itu, Tarek menyarankan agar menembak dilangsungkan di Jakarta.
Delegasi teknis menembak Asian Para Games, menurut Souei, telah meninjau Lapangan Tembak Senayan dan sepakat menggelar lomba di sana. Namun, arena itu perlu direnovasi agar lebih ramah terhadap atlet difabel, terutama pengguna kursi roda yang kesulitan mengakses arena kejuaraan yang terletak di lantai dua.
Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sri Hartoyo mengatakan, pihaknya terkendala waktu dalam merenovasi Lapangan Tembak Senayan.
”Melihat banyaknya ruang lingkup pekerjaan dan waktu yang terbatas, saya menyarankan agar arena menembak dipindahkan ke Jakabaring, Palembang,” kata Sri Hartoyo.
Direktur Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Suprijanto pada rapat koordinasi yang dipimpin Menko PMK Puan Maharani, pekan lalu, mengatakan, pada instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga serta Prasarana dan Sarana Pendukung dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games 2018, belum ada penugasan kepada Kementerian PUPR untuk merenovasi arena Lapangan Tembak Senayan.
”Kami melaksanakan pekerjaan sesuai inpres. Dalam inpres belum ada penugasan. Selain itu, sejumlah lahan di Lapangan Tembak Senayan belum dibebaskan. Kami sudah mengecek lokasi. Lahan di sana belum clear. Ada penguasaan aset yang harus diselesaikan Pusat Pengelola Kompleks GBK,” tuturnya.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia untuk Asian Para Games (Inapgoc) Raja Sapta Oktohari, cabang menembak tidak mungkin diselenggarakan di Palembang. Jika mengacu pada Inpres No 3/2018, 18 cabang olahraga dengan 588 nomor pertandingan di Asian Para Games 2018 akan diselenggarakan di Jakarta.
Selain Lapangan Tembak Senayan, lokasi paling memungkinkan untuk arena menembak adalah lapangan tembak Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad di Cilodong, Depok, Jawa Barat. ”Namun, usulan itu juga tak mungkin diakomodasi karena ada di luar Jakarta,” kata Okto.
Karena itu, cabang menembak harus tetap bergulir di Lapangan Tembak Senayan. ”Saya akan duduk bersama Kemen PUPR membahas hal ini agar kami dapat menemukan solusi yang tepat,” katanya. (DNA)