Di saat asa Juventus lolos ke semifinal berkobar membara, setelah unggul 3-0, nestapa datang menyapa. Wasit Michael Oliver menunjuk titik putih setelah Medhi Benatia menjatuhkan Lucas Vasquez. Eksekusi penalti yang dilakukan Cristiano Ronaldo meninggalkan Juventus terpuruk di belakang meratapi kekalahan agregat gol 3-4.
Ronaldo persis seperti yang diungkapkan Gianluigi Buffon, dia pemain penentu dan konsisten menceploskan gol. ”Saya tidak ragu tentang itu. Dia mengagumkan,” ujar kapten Juventus itu sehari sebelum laga.
Namun, Ronaldo tetap manusia biasa. Dia merasakan tekanan besar sebelum mengeksekusi penalti. ”Menit sebelum mengeksekusi penalti terasa kekal,” ujar Ronaldo seperti dikutip Sid Lowe dalam analisisnya di The Guardian.
”Jantung saya berdetak sedikit lebih kencang, tetapi saya berusaha tenang karena saya tahu ini akan menjadi penentu,” lanjut pencetak 15 gol di Liga Champions musim ini tersebut.
Mental Ronaldo sangat kuat, sekekar tubuhnya yang ditempa dalam rezim latihan yang keras. Tubuh berotot Ronaldo yang dia pamerkan seusai mengeksekusi penalti seperti kekekaran Real Madrid di panggung Eropa.
”Juventus lupa bahwa di Eropa anda harus membunuh Madrid enam kali,” tulis Marca.
Ya, Real Madrid selalu menjadi singa yang kelaparan di Liga Champions meskipun tertatih di La Liga, seperti musim ini. Akan tetapi, laga kedua perempat final tersebut juga menguak titik lemah skuad El Real. Mereka terlalu ceroboh sehingga kecolongan gol cepat dari Mario Mandzukic.
Mantan striker Atletico Madrid itu kembali menyarangkan gol, memanfaatkan lini pertahanan El Real yang kehilangan Sergio Ramos. Sengatan Blaise Matuidi yang membawa Juventus unggul 3-0 menempatkan Madrid di tepi jurang.
”Ini pelajaran dalam sepak bola. Jika anda bersantai atau anda tidak fokus di setiap menit, tidak ada ampun,” ujar Vasquez berintrospeksi.
Hal itu pelajaran untuk Madrid sebagai bekal di semifinal. Madrid akan bertemu salah satu dari Bayern Muenchen, AS Roma, dan Liverpool. Undian semifinal akan digelar di Nyon, Swiss, Jumat petang ini waktu Indonesia.
Undian itu akan menjadi pintu baru bagi Ronaldo dan Real Madid untuk meraih gelar Liga Champions ketiga secara beruntun. Adapun bagi Buffon dan Juventus, mereka akan melanjutkan perjuangan di Serie A.
Akhir Buffon
Tersingkir di perempat final sangat menyakitkan bagi Buffon. Ini mungkin kesempatan terakhir baginya untuk merasakan gelar Liga Champions. Akhir yang buruk karena Buffon meninggalkan lapangan akibat kartu merah setelah berlebihan memprotes keputusan wasit Michael Oliver.
Buffon menganggap insiden Benatia dan Vazquez seharusnya tidak berujung penalti. ”Memalukan laga berakhir seperti ini. Saya sangat dekat dengan kejadian itu. Jika anda menyebut kejadian pada menit ke-90 itu sebagai penalti, anda bukan manusia, anda seekor hewan,” ujarnya emosional.
Ini mungkin akhir menyedihkan bagi Buffon. Namun, ini tidak akan menghapus namanya dari deretan kiper terbaik dunia. Ronaldo pun memuji kiper berusia 40 tahun itu yang tampil brilian. Dua pemain itu berpelukan di area mixed zone Santiago Bernabeu seusai laga dramatis itu. Buffon tetap legenda. (AP/REUTERS/ECA/ANG)