MALANG, KOMPAS – Laga kesebelasan Arema FC melawan Persib Bandung dalam Liga Satu 2018, Minggu (15/4) di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, berakhir rusuh. Kerusuhan terjadi saat skor imbang 2-2, dan laga akhirnya dihentikan oleh wasit.
Kerusuhan terjadi di menit ke-90, menjelang detik-detik berakhirnya laga di mana saat itu sedang berlangsung perpanjangan waktu selama tiga menit. Kerusuhan terjadi setelah puluhan ribu Aremania (suporter Arema FC) merangsek turun menuju ke tengah lapangan. Akibat peristiwa itu, para pemain segera diungsikan ke tempat aman.
Turunnya puluhan ribu Aremania tersebut dibarengi lemparan batu, air minum, dan berbagai benda yang ada di lapangan. Petugas keamanan pun terpaksa melontarkan gas air mata untuk meredam kerusuhan. Akibat kerusuhan tersebut, sejumlah polisi dan Aremania mengalami luka baik akibat terkena lemparan batu, sesak nafas karena terhimpit, terjatuh, hingga histeris.
“Kami meminta maaf dengan kejadian ini. Kami akan bertanggung jawab dan membuka posko laporan mengenai korban luka-luka. Manajeme nakan bertanggung jawab penuh. Kami juga akan melaporkan apa yang terjadi kali ini. Kami siap menerima sanksi yang mungkin sudah ada di depan mata,” kata Media Officer Arema FC Sudarmaji.
Sudarmaji menganalisa bahwa kerusuhan terjadi setelah adanya rasa kecewa atas keputusan wasit, baik mengenai pelanggaran dari pemain Persib yang tidak diberi sanksi. Kekecewaan memuncak setelah striker Arema FC Dedik Setiawan diganjar kartu merah di menit ke-88. Kekecewaan itu membuat penonton mulai merangsek turun ke tengah lapangan, dan kemudian coba dihentikan oleh apparat keamanan.
Adapun laga Arema FC melawan Persib Bandung terlihat keras sejak wasit Handri Kristanto meniup peluit dimulainya pertandingan. Saling serang terjadi untuk kedua kubu.
Gol pertama dicetak Arema di menit ke-18 oleh Thiago Furtuoso Dos Santos melalui sontekan kaki kirinya ke gawang Persib yang dikawal kipper M. Natsir. Namun semenit kemudian, Persib melalui striker Ezechiel Ndouasel mampu membalas ketertinggalannya dengan melesakkan si kulit bundar ke gawang Arema yang dijaga oleh kiper Utam Rusdiana. Hingga babak pertama berakhir, kedudukan bertahan imbang 1-1.
Memasuki babak kedua, pemain Singo Edan sebenarnya berusaha melakukan serangan-serangan cepat ke gawang Persib. Hal itu membuat pertahanan mereka justru lemah, sehingga striker Persib Ezechiel Ndouasel kembali mampu mencetak gol dan membuat timnya unggul 2-1 di menit ke-78.
Pemain Arema mampu membalas gol pada menit ke-78 melalui gelandang Balsa Bozovic. Kedudukan berubah 2-2, hingga kemudian pecah kerusuhan dan laga terpaksa dihentikan.
“Kerusuhan dipicu oleh ketidakpuasan pemain akan kinerja wasit. Kami hanya berusaha meredam agar kemarahan Aremania tidak terus memuncak dan merugikan tim Arema sendiri,” kata Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Yade Setiawan Ujung. Ujung mengatakan, untu klaga tersebut sebenarnya sudah disiagakan petugas keamanan dengan total personil 1375 orang. (DIA)