JAKARTA, KOMPAS - Para atlet menembak paralimpiade menanti kepastian arena menembak pada Asian Para Games 2018. Sebagai tuan rumah, kontingen menembak Indonesia patut mengoptimalkan kesempatan untuk mencoba arena lebih dahulu.
Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun yang dihubungi Minggu (15/4/2018), mengatakan, 11 atlet menembak Indonesia untuk Asian Para Games 2018 menjalani pemusatan latihan di Solo. Sebagai tuan rumah, para atlet itu patut mengoptimalkan kesempatan beradaptasi dengan arena pertandingan lebih awal dengan waktu lebih lama daripada negara lain.
Paling tidak, para atlet itu butuh kesempatan adaptasi 2-3 minggu. ”Hingga sekarang, agenda adaptasi itu belum dipastikan karena arena perbandingannya juga belum pasti,” ujarnya.
Karena Asian Para Games 2018 tak lama lagi, 6-13 Oktober 2018, NPC Indonesia berharap ada kepastian segera mengenai lokasi pertandingan menembak itu. ”Kita harus jaga semangat para atlet. Apalagi tiga atlet menembak Indonesia baru saja lolos kualifikasi menembak Asian Para Games untuk pertama kali setelah melampaui skor minimal kualifikasi dalam kejuaraan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada awal April,” kata Senny.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menuturkan, masalah tersebut sudah dibahas bersama dalam pertemuan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Komite Paralimpiade Asia (APC), Panitia Penyelenggara untuk Asian Para Games Indonesia (Inapgoc), dan kementerian terkait pada Jumat (13/4).
Pilihan ideal
JK menunjuk Sekretaris Wapres Muhammad Umar dan Gatot menjadi tim pengkaji legalitas Inpres No 3/2018 tentang Percepatan Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga serta Prasarana dan Sarana Pendukung dalam Persiapan Penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games 2018. Tujuannya, mencari pilihan paling ideal tempat pertandingan itu. ”Opsinya tiga, yakni Lapangan Tembak Senayan, sekitar Jakarta (Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad di Cilodong) atau Jakabaring (Palembang),” kata Gatot.
Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari berharap, arena menembak di Jakarta atau sekitarnya. Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Hartoyo menyampaikan, pilihan paling realistis adalah Palembang karena fasilitasnya sudah sangat siap. ”Kami tak punya waktu lagi kalau harus merenovasi Lapangan Tembak Senayan atau tempat alternatif dekat Jakarta,” ujarnya. (DRI)