Tim angkat besi Indonesia semakin percaya diri memasang target dua medali emas pada Asian Games 2018. Hal itu karena jumlah angkatan para lifter peserta pelatnas terus meningkat.
JAKARTA, KOMPAS - Pemusatan latihan nasional angkat besi di Padepokan Gajah Lampung, Pringsewu, Lampung, menunjukkan perkembangan positif. Jumlah angkatan para lifter terus meningkat, termasuk dua lifter yang diandalkan meraih medali emas di Asian Games 2018, yaitu Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani. Hal ini menambah optimisme tim angkat besi Indonesia untuk berprestasi di Asian Games.
Jumlah angkatan Yuni, sapaan Sri Wahyuni, naik signifikan. Dalam tes progres latihan keempat, Rabu lalu, Yuni membukukan total angkatan 200 kg (snatch 88 kg, clean and jerk 112 kg). Jumlah angkatan ini melebihi pencapaian Yuni saat meraih medali perak kelas 48 kg putri Olimpiade Rio de Janeiro 2016, yaitu 192 kg (snatch 85 kg, clean and jerk 107 kg).
Kepala pelatih sekaligus manajer tim angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, di Jakarta, Jumat (20/4/2018), mengatakan, meskipun angkatan Yuni meningkat, pihaknya tetap mewaspadai persiapan lawan, terutama India, Korea Utara, Thailand, dan Afghanistan. Dalam ajang Commonwealth Games di Queensland, Australia, 4-15 April, sejumlah lifter dari negara-negara Asia menunjukkan perkembangan yang positif.
Saikhom Mirabai Chanu asal India, yang juga bermain di kelas 48 kg, mengukir total angkatan 196 kg (snatch 86 kg, clean and jerk 110 kg). Mirabai Chanu merupakan juara dunia angkat besi 2017.
Di Olimpiade Rio, Chanu didiskualifikasi karena gagal melakukan angkatan clean and jerk. Namun, dalam tiga kejuaraan selanjutnya, termasuk Kejuaraan Dunia, Chanu selalu menjadi juara dan jumlah angkatannya selalu meningkat.
Dirdja Wihardja menjelaskan, Sri Wahyuni ditantang untuk mencapai total angkatan 205 kg demi mengamankan medali emas.
Adapun lifter Eko Yuli Irawan menunjukkan progres pemulihan tubuh yang cukup baik. Eko Yuli sempat absen latihan selama sebulan karena sakit tifus. Kini, kondisi fisik peraih perak kelas 62 kg putra Olimpiade Rio serta perunggu London 2012, dan perunggu kelas 56 kg Olimpiade Beijing 2008 itu sudah membaik.
Secara bertahap Eko menjalani program latihan utama untuk mengembalikan jumlah angkatan terbaiknya. Sekarang total angkatan Eko 307 kg (snatch 140 kg, clean and jerk 167 kg), masih jauh dari angkatan terbaiknya 317 kg (snatch 145 kg, clean and jerk 172 kg).
Karate
Di cabang karate, PB FORKI mematangkan persiapan dengan mengirimkan 58 karateka ke Hanoi, Vietnam, untuk bertarung di Kejuaraan Karate Asia Tenggara (SEAKF), 23-25 April.
Erick Machruf, Ketua Kontingen Karate Indonesia untuk SEAKF, mengatakan, dari 58 karateka yang akan mengikuti SEAKF itu, 19 di antaranya dipersiapkan untuk bertarung di Asian Games.
SEAKF Hanoi juga menjadi ukuran keberhasilan pelatnas karate yang berlangsung di Ciloto, Jabar, sejak Februari.
”Seleksi akhir untuk penentuan delapan karateka yang akan mengikuti Asian Games akan kami lakukan pada 21 Juni mendatang,” ujar Erick.
Cabang gulat juga mempersiapkan diri dengan mengirim 18 atlet ke Bulgaria pada Minggu (22/4/2018). ”Menurut rencana, kami menjalani training camp di Bulgaria selama tiga bulan, hingga pertengahan Juli,” kata pelatih gulat Bunyamin. (DNA/NIC)