JAKARTA, KOMPAS Mental baja para pemain Pelita Jaya dan kokohnya pertahanan menjadi kunci kemenangan tim juara bertahan itu atas Satria Muda Pertamina, 94-78, dalam laga kedua final Liga Bola Basket Indonesia di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Kemenangan Pelita Jaya tersebut membuat kedudukan imbang 1-1 setelah pada laga pertama, Kamis, harus mengakui keunggulan Satria Muda Pertamina. Oleh karena itu, kedua tim kembali harus berhadapan pada laga penentuan hari Minggu ini di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, untuk menentukan tim mana yang berhak menyandang gelar juara Liga Bola Basket BL musim 2017/2018.
Pelita Jaya mengawali laga kedua Sabtu malam dengan penuh percaya diri. Kekalahan 73-63 pada laga pertama tidak membebani anak-anak asuhan Pelatih Johanis Winar ini dalam membangun serangan. Hal tersebut dibuktikan pemain Pelita Jaya dengan keunggulan cukup jauh, 36-17, pada kuarter pertama.
Pada kuarter kedua, Pelita Jaya yang bertindak sebagai tuan rumah tetap mendominasi pertandingan meski Satria Muda sempat mengejar selisih angka menjadi hanya tertinggal 8 poin. Namun, kesabaran dan akurasi tembakan dari pemain Pelita Jaya yang lebih baik membuat kuarter kedua berakhir dengan skor 57-40.
Keunggulan dengan selisih dua digit atas Satria Muda berlanjut di dua kuarter berikutnya seusai jeda. Dunk yang dilakukan center Pelita Jaya, Chester Jarell Giles, membuat Pelita terus mendapatkan momentum untuk menyerang dan menjaga selisih skor. Pertandingan yang dipimpin wasit asing asal Filipina, Yante Reynaldo, ini pun berakhir dengan skor 94-78 untuk kemenangan Pelita.
Kedua pemain asing Pelita, Chester Jarell Giles dan Wayne Lyndon Bradford, menjadi bintang kemenangan timnya. Chester menjadi tembok kuat pertahanan Pelita dengan mencetak 18 poin, 8 rebound, 2 asis, dan
5 kali mengeblok upaya pemain Satria Muda untuk mencetak angka. Adapun Bradford mencetak 26 poin, 9 asis, dan 13 rebound.
Kokoh
Johanis Winar mengatakan, kemenangan Pelita ini tidak terlepas dari kokohnya pertahanan dan kedisiplinan yang ditunjukkan para pemain. Selain itu, pemain juga telah mengikuti instruksi pelatih dan dapat memaksimalkan peran mereka masing-masing.
”Setiap pemain tahu kapan waktunya untuk melakukan foul dan menembak. Bermain di depan pendukung sendiri juga membuat pemain lebih termotivasi,” ujar Ahang, sapaan akrab mantan pebasket nasional ini.
Pada laga penentuan, Ahang akan kembali memaksimalkan peran dari setiap pemain dan bermain dengan pola yang sama. Ahang tidak akan menganggap remeh para pemain Satria Muda Pertamina karena peluang meraih juara IBL masih tetap sama dan terbuka lebar untuk kedua tim.
Menurut Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh, kemenangan memang layak diraih oleh Pelita Jaya karena kedisiplinan yang mereka tunjukkan. Selisih skor yang terpaut jauh pada kuarter pertama juga membuat permainan Satria menjadi tidak fokus.
”Kami kurang siap pada awal kuarter dan baru mendapat momentum pada kuarter kedua. Ini menjadi evaluasi untuk laga penentuan besok,” ujar Youbel.
Keunggulan telak pada kuarter pertama itu memang membuat Satria Muda kesulitan untuk mengatasi ketertinggalan. Meskipun berhasil menipiskan selisih angka menjadi 14 poin, 52-76, pada akhir kuarter ketiga, waktu 10 menit tersisa pada kuarter keempat tak cukup bagi Satria Muda untuk mengakhiri pertandingan dengan kemenangan.
Dua pemain asing Satria Muda, Dios Alexandros Lowhorn dan Jamarr Andre Johnson, mencetak masing-masing 33 dan 16 angka. Namun, para pemain lokal Satria Muda tidak cukup banyak mencetak angka untuk mengimbangi permainan pemain asing mereka. (DD15)