CIREBON, KOMPAS — Sebanyak 16 pemain bola basket putri yang dipanggil untuk mengikuti pelatnas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang mulai berlatih di GMC Arena, Cirebon, Jawa Barat, Senin (23/4/2018) malam. Berbeda dengan pelatnas tim basket putri sebelumnya, kali ini manajer dan pelatih mewancarai setiap pemain yang dipanggil.
”Kami sengaja melaksanakan pelatnas hanya berselang sehari setelah selesainya babak play off Piala Srikandi,” ujarr Manajer Tim Nasional Bola Basket Putri untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Wahyu Gunarto, Senin.
Dalam wawancara dengan pemain yang dipanggil tersebut, Wahyu, yang juga pemilik Generasi Muda Cirebon (GMC) Cirebon, mengatakan, manajer dan pelatih ingin lebih dekat dan mengenal calon pemain timnas basket putri untuk Asian Games.
”Sebenarnya kami lebih ingin diskusi lebih dekat. Sekaligus mau mengingatkan kepada mereka bahwa kalau dalam latihan pagi dan malam hari mereka tidak akan lepas dari kata-kata keras tim pelatih,” kata Wahyu.
Ketua Pelatih Timnas Putri Indonesia untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Arief Gunarto mengatakan, wawancara dengan pemain mengulangi apa yang dilakukan timnas basket putri saat SEA Games 2017. Kalau ada kata-kata yang keras dalam wawancara tersebut, menurut Wahyu, jangan dianggap manajer dan pelatih marah kepada pemain.
”Sejauh ini kadang diartikan pemain kami marah bahkan bisa dianggap kami tidak suka. Padahal, kami memanggil mereka karena kami percaya kepada mereka,” kata Wahyu, yang juga mantan pemain nasional di SEA Games 1987 hingga 1991.
Wahyu mengatakan, saat wawancara dengan pemain, tim manajer dan pelatih ingin mengingatkan bahwa pemain mesti memahami keinginan agar mereka meraih prestasi di Asian Games. ”Karena kami yang dipercaya menangani tim nasional bola basket putri tidak memiliki kepentingan apa pun selain untuk Merah Putih,” ujarnya.
Itu sebabnya, selain wawancara, manajer dan tim pelatih juga sudah menyiapkan satu hari untuk pertemuan tim. Pertemuan tim itu isinya bukan hanya membahas masalah teknik bola basket, melainkan juga keinginan dan hubungan sosial semua anggota timnas.
Pemain timnas
Selain menyampaikan masalah tata tertib pelatnas, Arief Gunarto juga menambahkan, tim basket putri di Asian Games nanti hanya berisikan sedikit pemain senior. Dalam pelatnas kali ini, hanya dua pemain senior yang dipanggil, yakni Gabriel Sophia dan Nathasa Debby Christaline dari klub Surabaya Fever.
Sekalipun lebih banyak pemain muda, terutama dari pemain nasional U-18 FIBA lalu, menurut Arief, sebenarnya yang dilakukan tim pelatih dan manajer adalah meletakkan fondasi tim basket putri Indonesia di masa depan.
”Sebenarnya dengan mengikutsertakan mereka di timnas Asian Games ini, kami tengah mempersiapkan timnas putri yang lebih baik ke depannya,” katanya.
Menurut wakil manajer tim, Alvin Indra, di timnas basket putri Asian Games ini ada pemain yang masih berusia 17 tahun, yakni Adelaide Callista Wongsohardjo. Adelaide sebelumnya pernah memperkuat timnas basket putri Indonesia U-16 dan U-18. ”Dia merupakan point guard murni harapan kita di masa mendatang,” kata Alvin.
Adapun ke-16 pemain putri yang mengikuti pelatnas Asian Games itu adalah Pricilla Annabel Karen, Tiara Aulia Denaya, Helena Maria Elizabeth, Dora Lovita (DKI Jakarta), Henny Sutjiono, Vonny Hantoro, Christine Aldora Tjundawan, Adelaide Callista Wongsohardjo (Jawa Timur), Clarita Antonio, (Jawa Barat), Nathasa Debby Christaline, Ivonne Febriani Sinatra, Dyah Lestari (Jawa Tengah), Gabriel Sophie (Kalimanntan Timur), Nathania Claresta Orville (Jambi), Kadek Pratita Citta Dewi, dan Putu Eka Liana Febiananda (Bali).