Satria Muda Pertamina Jakarta mampu mengembalikan dominasinya atas Pelita Jaya setelah memenangi laga ketiga final dan meraih gelar juara Liga Basket Indonesia 2018.
JAKARTA, KOMPAS Satria Muda Pertamina Jakarta meraih gelar juara Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2018 setelah mengalahkan Pelita Jaya Jakarta dengan skor 69-64 dalam laga penentuan di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Minggu (22/4/2018) malam. Capaian itu membuktikan, kejayaan Satria Muda sebagai tim dengan koleksi gelar terbanyak turnamen ini belum usai.
Capaian Satria Muda ini sekaligus membalas kekalahan di final musim lalu. Saat itu, Satria gagal menjadi juara setelah takluk 62-72 pada laga ketiga yang berlangsung markas mereka di Britama Arena, Jakarta.
Gelar juara terbanyak saat ini masih dipegang Satria dengan total 10 gelar, termasuk satu gelar pada era Kobatama. Satria Muda menjadi juara musim 2004, 2006-2012, 2015, dan 2018.
Bagi point guard Satria Muda, Hardianus, raihan gelar juara musim ini sangat berkesan karena dirayakan di kandang Pelita Jaya. Bermain sebagai tamu tidak membuat pemain Satria gentar.
”Kami tidak ingin kalah untuk ketiga kalinya dan membuktikan bahwa kami bisa juara,” ujar Hardianus yang di laga kemarin mencetak 13 poin, 3 rebound, dan 4 asis.
Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh menilai, kemenangan timnya tidak lepas dari permainan pantang menyerah dari para pemain Satria.
Pelatih Pelita Jaya Johanis Winar mengakui bahwa permainan timnya dalam laga penentuan ini kurang tenang dibandingkan dengan laga sebelumnya.
Hal ini mengakibatkan pemain asingnya, Wayne Bradford, bermain kurang maksimal dan tujuh kali melakukan turnover.
”Hari ini kami bermain kurang sabar dan terlalu cepat mengeksekusi bola. Situasi menjadi lebih sulit karena poin kami tertinggal cukup jauh,” ujar Johanis atau yang lebih akrab dipanggil Ahang.
Gagalnya Pelita meraih juara IBL musim ini akan menjadi evaluasi Johanis Winar yang akrab dipanggil Ahang, untuk menatap dan mempersiapkan diri di kompetisi selanjutnya. Ahang berharap, ke depannya pemain muda Pelita, seperti Reggie William, bisa lebih matang agar dapat berkontribusi lebih untuk Pelita dan menjadi pelapis pemain senior.
Susunan berbeda
Dalam laga penentuan ini, susunan pemain awal Satria Muda berbeda di dua laga sebelumnya. Youbel memercayakan Arki Dikania Wisnu sebagai small forward menggantikan Juan Laurent Kokodiputra yang selalu dipasang sebagai pemain awal. Sementara empat pemain awal Satria lainnya, yaitu Hardianus, Cristian Sitepu, Jamarr Andre Johnson, dan Dior Alexandros Lowhorn.
Strategi memainkan Arki sebagai pemain awal terbukti berpengaruh signifikan terhadap serangan Satria.
Dalam laga final ini, pemain naturalisasi Satria Muda yang bermain di posisi center, Jamarr Andre Johnson, terpilih menjadi Pemain Terbaik setelah mencetak 21 poin, 5 rebound, dan 2 asis. (DD15)