LIVERPOOL, SENIN - Mohamed Salah menghidupkan kembali memori kejayaan Liverpool pada kompetisi klub-klub elite Eropa. Demi tekadnya membawa ”The Reds” juara Liga Champions musim ini, Salah harus tega menghabisi mantan timnya, AS Roma, pada laga pertama semifinal, Rabu (25/4/2015) dini hari WIB, di Stadion Anfield.
Akhir pekan lalu, Salah mencetak gol ke-41 pada musim ini ketika The Reds menghadapi West Bromwich Albion di Liga Inggris. Gol Salah itu membuat ingatan sebagian fans Liverpool melayang ke tahun 1980-an.
Pada musim 1983-1984, fans The Reds juga menyaksikan seorang penyerang yang memiliki insting bengis mencetak gol. Ia adalah Ian Rush, penyerang terbaik sepanjang masa Liverpool yang dijuluki ”si pembunuh”.
Salah saat ini berada di jalur untuk mengulangi jejak Rush. Saat itu, Rush mencetak 47 gol semusim dan meraih trofi Liga Champions, prestasi yang belum dapat disamai penyerang generasi setelahnya.
Namun, Luis Garcia, bekas pemain The Reds, yakin, Salah bisa membuat sejarah baru. Ia juga percaya, Salah bisa mencuri penghargaan Ballon d’Or dari Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. ”Ia sangat sensasional musim ini, bukan hanya dari jumlah golnya, melainkan juga caranya bekerja dengan rekan-rekan setimnya. Jika Liverpool juara Liga Champions, saya yakin ia bisa meraihnya (Ballon d’Or) dan mengakhiri (satu dekade) dominasi Messi dan Ronaldo,” ujar Garcia seperti dikutip Daily Star.
Salah bisa mencuri penghargaan Ballon d’Or dari Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Minggu (22/4) lalu, Salah menyabet penghargaan bergengsi di Liga Inggris, yaitu Pemain Terbaik musim ini versi PFA (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Inggris). Dalam pidatonya, pemain yang punya julukan ”Firaun” dan ”Messi dari Mesir” itu menegaskan ambisinya menjuarai Liga Champions.
”Ambisi pribadi saya adalah memenangi trofi bersama tim ini. Kami kini telah begitu dekat (dengan trofi Liga Champions) karena ada pada semifinal. Semoga kami bisa memenanginya sebagai tim, bukan individual,” ujar Salah penuh harap.
Bersama Roberto Firmino, Salah menjadi pencetak gol terbanyak The Reds di Liga Champions musim ini. Dua gol dan satu asisnya membuat Liverpool menyingkirkan salah satu favorit juara, Manchester City, dengan agregat gol 5-1. Liverpool satu-satunya yang belum kalah pada Liga Champions musim ini.
Melesatnya Salah akhir-akhir ini menjadi ancaman bagi Roma, klubnya terdahulu. Ia dijual ke Inggris sebagai tumbal kebijakan keuangan Roma. Salah dijual ke The Reds dengan harga murah, sekitar Rp 716 miliar, pada musim panas lalu agar Roma bisa menyeimbangkan neraca keuangannya sesuai regulasi keuangan UEFA. Penyerang yang harganya ditaksir Rp 2,7 triliun itu kini berpotensi menjadi ”senjata” yang menerkam balik Roma.
Pelatih Roma Eusebio Di Francesco menyiapkan skuad terbaiknya untuk melawan Liverpool. Dia mengistirahatkan para pemain kunci, seperti Aleksandar Kolarov, Daniele De Rossi, dan Edin Dzeko saat melawan SPAL di Serie A. ”Saya tidak ingin mereka (pemain Roma) memberi tahu saya. Kualitas dia (Salah) sudah sangat jelas,” ujar Di Francesco dikutip Liverpool Echo.
Adapun Manajer Liverpool Juergen Klopp yakin, Salah akan tampil garang seperti biasanya. ”Mereka (pemain Roma) bukan lagi rekan-rekannya. Ia sangat paham ini,” ujarnya.