TURIN, SENIN Setelah mengalahkan Genoa, 1-0, pada pertengahan Maret lalu, Pelatih Napoli Maurizio Sarri pernah bertekad ingin mengudeta Juventus yang berkuasa di Serie A selama enam musim berturut-turut. Tekad itu pun mulai terwujud ketika Napoli mengalahkan Juventus, 1-0, di Stadion Allianz, Turin, Senin (23/4/2018) dini hari WIB.
”Jika keputusan ini ada padaku, maka kami akan berkonvoi menuju ke ’kerajaan’ dan mengambil alih kekuasaan,” kata Sarri waktu itu seperti dikutip Football-Italia. ”Kerajaan” yang dimaksud Sarri tidak lain adalah Stadion Allianz, kandang Juventus.
Senin kemarin, Napoli pun memasuki kerajaan ”Si Nyonya Besar” dengan gagah berani. Bahkan, ketika sejumlah fans Juventus meludahi bus Napoli yang hendak memasuki stadion, Sarri yang masih berada di dalam bus dengan santai merespons hal itu dengan mengacungkan jari tengahnya. Sarri dan pasukannya tidak gentar sama sekali.
Di dalam lapangan, pasukan ”Partenopei” ini sejak awal laga langsung menekan sang tuan rumah yang terkesan bertahan dan membidik hasil seri. Penguasaan bola Napoli mencapai 54 persen, sedangkan Juventus hanya 46 persen.
Catatan yang lebih mengesankan adalah Napoli sukses membuat Juventus tidak bisa satu kali pun menembak tepat ke gawang Napoli. Juventus tampil seburuk ini di kandang untuk pertama kali sejak Stadion Allianz (dulu Stadion Juventus) diresmikan pada 2011.
Sebaliknya, Napoli menggempur gawang Juventus dengan enam tembakan terarah. Salah satunya adalah sundulan Kalidou Koulibaly yang tidak terjangkau tangan kiper Gianluigi Buffon pada menit ke-89. ”Ini gol terpenting dalam hidup saya karena menang di sini (Stadion Allianz) adalah tugas yang mustahil,” kata Koulibaly.
Gol dramatis bek asal Senegal itu pun membuat jarak Napoli dan Juventus kini hanya terpaut satu poin. Juventus di puncak klasemen dengan 85 poin dan Napoli di posisi kedua dengan 84 poin.
Dengan demikian, kemenangan di Turin sangat penting bagi Napoli untuk menyalakan asa meraih kembali gelar juara Serie A yang ketiga. Terakhir kali mereka menjadi juara adalah pada musim 1989-1990 ketika Napoli masih diperkuat sang legenda, Diego Maradona.
Kemenangan di Turin menjadi pemompa semangat dan kepercayaan diri skuad Napoli untuk memenangi empat laga tersisa. Apalagi, jika dilihat dari jadwal laga, Napoli lebih diuntungkan karena akan menghadapi tim-tim papan tengah dan bawah, seperti Fiorentina, Torino, Sampdoria, dan Crotone.
Adapun Juventus masih harus menghadapi Inter Milan, Bologna, AS Roma, dan Hellas Verona. Konsentrasi Nyonya Besar juga terpecah karena masih ada laga final Piala Italia melawan AC Milan.
Karena itu, selain harus memenangi empat laga terakhir, Napoli juga berharap Juventus terpeleset. Napoli akan finis dengan 96 poin jika memenangi keempat laga terakhirnya. Adapun Juventus berpeluang mengakhiri musim ini dengan maksimal 97 poin jika meraih poin penuh pada empat laga terakhir.
”Harus diperjelas dulu, Juventus masih unggul satu poin. Kami harus kembali tenang dan mulai memikirkan Fiorentina,” kata Sarri. Pelatih yang juga dijuluki ”Che Guevara dari Figline” (daerah di Italia tempat Sarri dibesarkan) itu mengingatkan bahwa babak penting misi kudeta Napoli terhadap Juventus baru dimulai dan kekecewaan masih bisa terjadi.
Namun, fans Napoli tidak mau tahu. Di Kota Napoli, warga langsung membanjiri jalanan dan berpesta menyambut kemenangan itu. Kembang api pun menghiasi langit. Ribuan fans Napoli juga memadati Bandar Udara Capodhicino untuk menyambut tim kebanggaan mereka.
Fokus hadapi Inter
Pelatih Juventus Massimiliano Allegri dengan tegas menyatakan bahwa Juventus belum tamat karena masih unggul satu poin di atas Napoli. ”Sekarang kami punya waktu istirahat lalu menyiapkan laga yang kami pikir sangat menentukan, yaitu melawan Inter Milan,” katanya.
Menghadapi Inter pada Minggu (29/4) dini hari WIB menjadi kekhawatiran Allegri. Inter kurang konsisten pada musim ini, tetapi dalam dua laga terakhir mereka mengalahkan Cagliari dan Chievo.
Ketajaman striker Inter, Mauro Icardi, perlu diwaspadai karena kekuatan lini belakang Juventus berkurang setelah Giorgio Chiellini mengalami cedera lutut. Saat melawan Napoli, Chiellini hanya bermain selama 10 menit dan digantikan Stephan Lichtsteiner. (AP/AFP/REUTERS/DEN)