Real Madrid selalu menjadi momok bagi Bayern Muenchen di Liga Champions. Namun, di Allianz Arena, Kamis (26/4/2018) dini hari WIB, Bayern akan mencoba mendongakkan kepala.
Muenchen, Selasa Bayern Muenchen dan Juventus memiliki kesamaan. Keduanya adalah klub besar yang saat ini telah menjuarai liga domestik selama 6 musim beruntun. Juventus, bahkan bisa meraih gelar ketujuh beruntun musim ini. Namun, keduanya selalu bernasib buruk ketika bertemu Real Madrid di kompetisi level Eropa.
Setelah ”El Real” menghancurkan Juventus di Liga Champions dalam dua musim terakhir, kini giliran Bayern yang akan mencoba menghapus trauma pada Real di laga pertama semifinal Liga Champions, Kamis (26/4) pukul 01.45 WIB. Ini merupakan duel kedua tim yang ke-25 di kompetisi Eropa.
Wajar jika Bayern menganggap Real sebagai momok. Skuad ”Die Roten” selalu kalah dari Real dalam empat pertemuan terakhir. Real menyingkirkan Bayern pada musim 2013-2014 (semifinal) dan musim 2016-2017 (perempat final).
Namun, skuad Bayern tidak mau mengingat kisah buruk itu lagi. ”Kegagalan musim lalu sudah tidak kami pikirkan lagi. Kans kami untuk maju ke final sangat besar dan kami fokus untuk itu,” kata bek Bayern, Jerome Boateng, di laman UEFA.
Meski demikian, Boateng tidak bisa melupakan sosok Cristiano Ronaldo. Dari rentetan kekalahan Bayern itu, Ronaldo menjadi pemain Real yang paling bertanggung jawab karena bisa mencetak tujuh gol dalam tiga laga terakhirnya melawan Bayern. Satu tahun lalu, pada laga kedua perempat final Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Ronaldo mencetak tiga gol saat menggilas Bayern, 4-2.
”Tidak ada lagi striker yang komplet seperti Ronaldo. Kaki kirinya, kaki kanannya, kepalanya, dia dengan sempurna bisa mengendalikan apa yang dia miliki,” ujar Boateng.
Di sisi lain, melawan pemain seperti Ronaldo adalah momen yang paling ditunggu Boateng karena ia bisa mengukur kemampuannya dan tertantang untuk mengembangkan diri.
Jika Real punya Ronaldo, kata Pelatih Bayern Muenchen Jupp Heynckes, Bayern punya Robert Lewandowski. Striker asal Polandia itu sudah mengoleksi 38 gol musim ini. ”Jadi, seharusnya anda juga harus bertanya siapa yang akan menghentikan Lewandowski,” kata pelatih yang pernah mengantar Real menjuarai Liga Champions pada 1998 itu.
Sama seperti Boateng, Heynckes pun merasa tidak ada lagi yang perlu ditakutkan dari Real. Heynckes justru merasa timnya sekarang memiliki kekuatan yang sama seperti ketika Bayern meraih treble winner pada musim 2012-2013.
Bayern masih bisa mengulang kejayaan itu pada musim ini. Mereka sudah menjuarai Liga Jerman dan tinggal menjuarai Piala Jerman dan Liga Champions. Bagi Heynckes, yang akan pensiun pada akhir musim ini, sekarang adalah kesempatan terakhirnya untuk mengukir sejarah besar.
Punya kelemahan
Optimisme yang sama juga dirasakan pemain gaek Bayern, Arjen Robben. Real tidaklah sempurna dan bisa dikalahkan Juventus 1-3 pada laga kedua perempat final, dua pekan lalu. Tottenham Hotspur juga pernah menggilas Real, 3-0, pada penyisihan grup.
”Real tetap punya kelemahan dan kami sangat siap,” kata Robben. Syaratnya, Bayern harus lebih dulu menyingkirkan ketakutan mereka.
Namun, Robben perlu waspada karena Liga Champions adalah panggung Real. Meski penampilan Real di La Liga musim ini cukup buruk dan saat ini masih berada di peringkat tiga, mereka bisa mengerahkan segalanya di kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa itu.
Apalagi, trofi Liga Champions menjadi satu-satunya trofi yang masih bisa direbut Real musim ini. Situasi yang sama pernah dialami Real pada musim 2015-2016 dan 1997-1998. Dalam dua musim itu Real gagal menjuarai La Liga dan Piala Raja, tetapi bisa menjuarai Liga Champions. Real bahkan sedang menatap sejarah besar sebagai satu-satunya klub yang bisa meraih trofi ”Si Kuping Lebar” dalam tiga musim beruntun.
”Jika dua musim terakhir kami bisa juara, kenapa tidak untuk yang ketiga kalinya?” kata bek Real, Dani Carvajal.
Keinginan Carvajal itu bisa terpenuhi jika Real bergerak cepat membangkitkan ketakutan Bayern di Allianz Arena.(AP/AFP/REUTERS/DEN)