MUENCHEN, RABU Real Madrid kembali membuka peluang untuk maju ke final Liga Champions dan menjadi juara untuk ketiga kali berturut-turut setelah melibas Bayern Muenchen dengan skor 2-1, Kamis (26/4/2018) dini hari WIB, di Stadion Allianz Arena, Muenchen. Namun, Manajer Madrid Zinedine Zidane meminta para pemainnya tetap waspada karena Muenchen masih dapat membalik keadaan pada laga kedua di Madrid.
”Kami sangat puas dengan hasil laga ini. Namun, pertandingan masih jauh dari selesai. Sangat mungkin Bayern dapat menang di Bernabeau, tetapi kami sangat gembira menang 2-1 di Muenchen,” kata Zidane.
Menurut Zidane, belajar dari laga kedua babak perempat final melawan Juventus, dua pekan lalu, Madrid harus melihat kemenangan kali ini dengan cara berbeda. Saat itu, Juventus yang tertinggal 3-0 pada laga pertama dapat menyamakan kedudukan menjadi 3-3 pada laga kedua, sebelum Cristiano Ronaldo mencetak gol penyelamat Madrid.
Dengan kualitas pemain yang ada, Muenchen juga dapat berbalik menjadi unggul pada laga kedua. Zidane tidak ingin hal itu terjadi lagi kepada Madrid.
”Kami tidak ingin mengalami malam seperti itu (saat melawan Juventus) lagi,” kata Zidane.
Dengan kemenangan 2-1, Madrid dapat melaju ke final hanya dengan hasil imbang atau kalah 0-1 pada laga kedua. Namun, jika Muenchen menang 2-0, mimpi Madrid untuk melaju ke final dan menjadi juara untuk ketiga kalinya bakal buyar.
Oleh karena itu, bek tengah Madrid Sergio Ramos mengatakan, tugasnya dan rekan-rekannya masih jauh dari selesai. Para pemain Madrid harus fokus menghadapi Muenchen pada laga kedua untuk memastikan tiket final berada di tangan.
”Sangat berat datang dan bermain di sini melawan tim yang kuat dan pendukung yang fanatik. Kini, kami harus menyelesaikan tugas di Bernabeau. Kami belum mencapai apa pun dan harus tetap sabar dan menghormati Bayern,” kata Ramos.
Muenchen mencetak gol terlebih dahulu lewat Joshua Kimmich pada menit ke-28. Madrid membalikkan keadaan lewat gol Marcelo pada menit ke-44 dan Marco Asensio pada menit ke-57.
Bagi Muenchen, kekalahan itu terasa menyesakkan karena mengakhiri rekor 20 laga kandang tanpa kekalahan sepanjang musim 2017-2018. Apalagi, Muenchen sedang dalam puncak kejayaan setelah dipastikan menjuarai Liga Jerman dan maju ke final Piala Jerman.
Kekalahan 1-2 dari Madrid itu menjadi momok bagi Muenchen. Pada perempat final Liga Champions 2016-2017, Muenchen juga kalah 1-2 di kandang dan kalah lagi 2-4 di Madrid.
Namun, Manajer Muenchen Jupp Heynckes mengaku timnya masih memiliki harapan lolos ke final. Meskipun kalah, Muenchen menunjukkan Madrid itu rapuh dan dapat dikalahkan.
”Kami menunjukkan bahwa kami dapat melukai mereka. Jadi, kami berharap dari sini. Kami tak pernah menyerah. Kami harus bermain pada laga kedua dan mencoba untuk menang,” kata Heynckes.
Menurut Heynckes, kemenangan Madrid adalah hadiah dari timnya. Muenchen menciptakan banyak peluang, tetapi tidak dapat menyelesaikannya.
”Kami tidak mengambil peluang dan mereka lebih efektif. Dua hal itu terjadi bersama dan kami menyerahkan hadiah kami,” kata manajer yang membawa Muenchen menjuarai Liga Champions pada 2013.
Perjudian Zidane
Meskipun Karim Benzema dan Gareth Bale tidak dalam kondisi cedera, Zidane tidak memainkan keduanya saat Madrid bertandang ke Muenchen. Zidane justru mempercayakan posisi penyerang kepada pemain muda, Isco dan Lucas Vazquez.
Zidane ingin permainan yang cepat dan fleksibel untuk menghadapi klub raksasa Jerman. Ia merancang timnya menjadi kuat dalam bertahan dan cepat dalam menyerang. Oleh karena itu, dua formasi disiapkan. Formasi 4-3-3 untuk menyerang dengan Isco dan Vazquez membantu Cristiano Ronaldo di lini depan. Untuk bertahan, formasi 4-5-1 dimainkan dengan Ronaldo menjadi ujung tombak tunggal.
Cederanya pemain sayap Muenchen Arjen Robben dan bek Jerome Boateng pada awal dan pertengahan babak pertama membuat tekanan bagi Madrid berkurang. Tanpa Boateng, ritme serangan Muenchen menjadi tidak selancar biasanya.
Namun, Muenchen tetap mampu unggul lebih dulu melalui Joshua Kimmich yang memanfaatkan asis James Rodriguez. Muenchen juga menghujani pertahanan Madrid dengan 17 tendangan dan lima di antaranya mengarah ke gawang. Mereka juga mampu mengunci Ronaldo dengan pengawalan yang ketat.
Penjagaan ketat itu justru membuka ruang pemain dari lini kedua Madrid. Marcelo dan Marco Asensio memanfaatkannya menjadi gol dan perjudian Zidane berbuah positif.
”Hal bagus Marcelo bermain bagi kami. Bukan hanya karena golnya, tetapi dia dapat bertahan juga,” kata Zidane.(AP/AFP/REUTERS/ECA)