JAKARTA, KOMPAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan Asian Games 2018 akan memberikan dampak ekonomi langsung senilai Rp 45,1 triliun. Dampak tersebut diharapkan bisa lebih besar jika pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan mampu mengapitalisasi potensi yang ada.
Perkiraan dampak ekonomi langsung tersebut merupakan hasil studi awal tentang dampak ekonomi Asian Games 2018 yang disusun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Hasil studi dipaparkan Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (26/4/2018).
”Ini adalah bagian dari transparansi atas kegiatan berskala internasional di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya. Dan, memang seharusnya, seperti yang dilakukan oleh banyak negara, kita melakukan kajian seperti ini untuk setiap event besar,” tutur Bambang.
Bappenas membagi dampak ekonomi langsung ke dalam tiga area, yakni biaya pembangunan konstruksi atau infrastruktur, biaya operasional, serta pengeluaran peserta dan pengunjung. Total dampak ekonomi langsung Asian Games, mulai dari persiapan sejak 2015 hingga pelaksanaan, diperkirakan mencapai Rp 45,1 triliun.
Bambang berharap Asian Games 2018 tidak sekadar sukses dalam hal penyelenggaraan dan prestasi. Akan tetapi, ajang yang akan melibatkan kontingen dari 45 negara itu diharapkan juga sukses memberikan dampak terhadap perekonomian nasional.
Untuk itu, Bappenas merekomendasikan dua hal. Pertama, memaksimalkan peluang pariwisata dari Asian Games 2018. Caranya antara lain dengan promosi yang tepat sasaran. Sejalan dengan itu, obyek wisata di Jakarta dan Palembang serta daerah lainnya juga mutlak disiapkan.
Rekomendasi kedua, pemangku kepentingan harus memikirkan pemeliharaan dan pemanfaatan aset seusai Asian Games 2018. ”Pengalaman negara lain menunjukkan investasi yang besar di arena olahraga dapat berdampak negatif di kemudian hari jika pemanfaatannya kurang optimal, sementara biaya perawatannya besar,” kata Bambang.
Staf Ahli Kepala Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan, studi tahap awal dari Bappenas itu diperoleh dengan cara mengombinasikan sejumlah data dan indikator. Selain dari panitia penyelenggara, Bappenas juga menggunakan antara lain data dari Badan Pusat Statistik dan survei wisatawan Nusantara dari Kementerian Pariwisata.
Selanjutnya, Bappenas akan melakukan perhitungan dua kali lagi. Pertama adalah prakiraan total dampak ekonomi Asian Games dalam gambar yang lebih besar. Termasuk di dalamnya perkiraan sumbangan Asian Games terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Sementara perhitungan kedua dilakukan dengan survei saat ajang berlangsung. Perhitungan akan diteruskan seusai Asian Games untuk finalisasi. Hasilnya akan diumumkan 1-2 bulan setelah penyelenggaraan.
Secara terpisah, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menyatakan, untuk kontingen tiap-tiap negara, program wisatanya ditangani agen perjalanan mitra Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc). Untuk itu, pelaku usaha pariwisata domestik fokus menarik pendukung dari mancanegara.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan telah bekerja sama dengan pelaku industri pariwisata dalam membuat 75 paket wisata di sejumlah daerah, memanfaatkan Asian Games.
Sponsor
Inasgoc memastikan target dukungan sponsor sebesar Rp 1,1 triliun sudah tercapai. Pihak Inasgoc masih membuka kesempatan dukungan berupa perlengkapan olahraga dan fasilitas pendukung, seperti pesawat dan asuransi.
Wakil Direktur Departemen Penghasilan Deputi II Inasgoc Cahyadi Wanda mengatakan, secara keseluruhan ada 37 perusahaan swasta dan badan usaha milik negara yang telah mendukung Asian Games 2018.
Kemarin, secara resmi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) menyatakan dukungannya sebagai ofisial partner Asian Games 2018. (LAS/MED/DNA)