JAKARTA, KOMPAS Sejak ditangani pelatih asal Polandia, Krzysztof Martens, per 1 Februari lalu, 32 atlet bridge yang disiapkan untuk Asian Games 2018 menunjukkan perkembangan positif dari sisi teknik, kedisiplinan, dan motivasi. Kekurangan hanya terjadi pada sisi mental karena sebagian dari mereka merupakan atlet muda yang minim pengalaman.
Kendati demikian, kekurangan itu diyakini bisa diatasi dengan sejumlah uji tanding ke luar negeri, yakni Turki, Bulgaria, dan Amerika Serikat.
Martens yang ditemui di Jakarta, Jumat (27/4/2018), mengatakan, atlet menunjukkan kedisiplinan dan motivasi yang tinggi dalam berlatih. Bagi sosok yang memiliki prestasi dunia sebagai pemain dan pelatih itu, kedisiplinan dan motivasi merupakan komponen dasar yang harus dimiliki atlet ketika berlatih. ”Kalau dari sisi teknik, anak-anak telah memiliki kemampuan teknik yang baik. Saya hanya memoles untuk mematangkan kemampuan mereka,” ujarnya.
Berdasarkan data Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI), ada tiga komponen utama yang dinilai dari atlet-atlet di pelatnas, yakni teknik 70 persen, disiplin 20 persen, dan motivasi 10 persen. Berdasarkan hasil penilaian pertama pada 13 April, akumulasi hasil capaian rata-rata atlet putra 80-88 persen, sedangkan putri 75-87 persen. Adapun target rata-rata putra minimal 93 persen dan putri minimal 86 persen.
”Saya yakin target itu bisa dicapai dengan sisa waktu kurang lebih 3 bulan sebelum Asian Games ini,” kata Martens.
Martens justru lebih menyoroti mentalitas atlet yang perlu dibangun lebih baik. Atlet pelatnas yang sebagian masih muda membutuhkan pengalaman bertanding. Pengalaman itu akan memengaruhi ketenangan dan fokus atlet dalam mengambil keputusan.
”Namun, masalah itu coba kami atasi lewat uji tanding. Para atlet akan uji tanding di Turki (17-27 Mei), Bulgaria (19 Juni-1 Juli), dan Amerika Serikat (5 Juli-5 Agustus),” ujarnya.
Pelatih kepala bridge Santje Panelewen menyampaikan, keberadaan pelatih asing sangat penting bagi pelatnas. Keberadaan Martens dinilainya banyak memberikan masukan teknik-teknik baru. Di sisi lain, Martens juga pandai memotivasi atlet agar lebih percaya diri. (DRI)