SOLO, KOMPAS - Grand Master Anton Demchenko dari Rusia memberi pil pahit kekalahan pertama bagi pecatur Indonesia, Fide Master Novendra Priasmoro, pada babak keempat Turnamen Grand Master dan Woman Grand Master Japfa 2018, Jumat (27/4/2018) di Solo, Jawa Tengah. Meskipun pahit, kekalahan itu menjadi pelajaran penting bagi Novendra untuk menghitung langkah dengan lebih matang.
Pertandingan antara Novendra dan Demchenko yang menjadi unggulan pertama pada turnamen itu berlangsung ketat. Novendra yang semula ditekan berhasil mengimbangi Demchenko dan mulai menyerang balik pertahanan Demchenko.
Pada langkah ke-17, Novendra memancing pertukaran perwira secara besar-besaran. Pecatur berusia 18 tahun itu mulai dengan mengorbankan gajah untuk merebut tiga bidak, selanjutnya diikuti pertukaran menteri dan satu benteng.
Novendra melanjutkan serangan dengan memajukan bidak pada sayap raja untuk menambah tekanan. Namun, langkah itu justru membuka ruang bagi Demchenko untuk menyerang rajanya. Satu dari dua bidak pada sayap raja juga tidak terlindung.
Berawal dari kesalahan itu, Demchenko dapat terus menekan pertahanan Novendra sampai juara Bangkok Terbuka, pekan lalu, itu menyerah pada langkah ke-51.
”Pilihan-pilihan langkah Novendra cukup berani. Namun, pilihan langkah di sayap raja membuat keadaan berbalik secara perlahan. Kekalahan itu menjadi pelajaran penting bagi Novendra untuk laga-laga berikutnya,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Pada babak kelima, Novendra menghadapi Woman Grand Master Medina Warda Aulia. Pada laga itu, Novendra tidak mengalami kesulitan untuk mengalahkan Medina.
Novendra menyiapkan beberapa jebakan cepat yang tidak disadari Medina. Bahkan, Novendra tidak melakukan rokade untuk melindungi rajanya dan langsung menyerang. Pada langkah ke-20, raja Medina langsung dikepung dan mati.
Dengan hasil di kedua babak itu, Novendra mengumpulkan 3 poin dan menempati posisi ketiga di bawah Demchenko dengan 4 poin, serta International Master Kevin Goh Wei Ming dari Singapura dengan 3,5 poin.
Untuk mendapatkan norma Grand Master atau syarat menjadi Grand Master, Novendra harus mendapatkan 6,5 poin sampai laga kesembilan, atau 7 poin pada laga kesepuluh, atau 7,5 poin pada laga kesebelas.
Pecatur Indonesia lainnya, GM Susanto Megaranto, belum meraih kemenangan sampai babak kelima. Dari lima laga yang dijalani, Susanto terus mengalami remis sehingga menempati posisi kesembilan dengan 2,5 poin.
Pada babak keempat, Susanto ditahan remis oleh GM Jayson Gonzales dari Filipina. Pada babak kelima, Susanto Megaranto kembali ditahan remis oleh pecatur Indonesia lainnya, IM Muhamad Lutfi Ali. (ECA)