JAKARTA, KOMPAS - Kementerian dan lembaga meningkatkan kolaborasi untuk sosialisasi serta promosi Asian Games 2018 kepada masyarakat luas. Tujuannya, agar euforia kompetisi olahraga Asia ini bisa cepat bergaung dan memberikan dampak ekonomi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, seusai menghadiri rapat koordinasi Asian Games 2018, Senin (30/4/2018), di kantor Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, menyebutkan, pemasangan konten di media dilakukan serentak mulai 10 Mei 2018. Tanggal ini bertepatan dengan 100 hari sebelum pelaksanaan Asian Games 2018.
Media yang dimaksud mencakup media massa konvensional, digital, dan media luar ruang. Disamping itu, tambah Arief, konten Asian Games 2018 juga akan didistribusikan melalui media internal milik kementerian dan lembaga.
"Kami ingin masyarakat luas ikut meramaikan euforia menyambut Asian Games 2018," kata dia.
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir mengemukakan, anggaran pemasangan promosi dan sosialisasi Asian Games 2018 berasal dari masing-masing kementerian dan lembaga. Di Inasgoc, misalnya, mempunyai dana sponsor sekitar Rp 800 miliar. Dari jumlah ini, sekitar Rp 10 miliar sampai Rp 15 miliar akan dipakai untuk memasang konten di media.
Rapat koordinasi kemarin bertujuan menyinkronkan strategi sosialisasi dan promosi menyambut kegiatan Asian Games 2018 yang tinggal 110 hari lagi. "Sosialisasi ataupun promosinya tidak lagi berjalan sendiri-sendiri," tegas Erick.
Menurut dia, beberapa kegiatan telah disiapkan menjelang hari H pelaksanaan Asian Games 2018. Sebagai contoh, kirab obor dan parade.
Tantangan
Erick mengaku, tantangan yang harus dihadapi adalah pengaturan lalu lintas agar jangan sampai terjadi kemacetan parah, baik selama kegiatan penyambutan maupun hari pelaksanaan. Skenario pengaturan harus segera diputuskan, terutama untuk wilayah DKI Jakarta.
Dia tidak terlalu mengkhawatirkan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah ataupun kegiatan menonton acara Piala Dunia 2018 yang waktunya hampir bersamaan dengan Asian Games 2018. Sebaliknya, dia mengajak masyarakat turut serta meramaikan Asian Games 2018.
"Belum lagi momen Ramadhan dan Idul Fitri. Kami menyadari realita-realita kegiatan itu. Kami tetap jalan terus untuk promosi," kata Erick.
Mengenai daya tarik pariwisata, dia menyebut telah membahas dengan Kementerian Pariwisata dan pelaku industri. Intinya, bersama-sama memasarkan paket wisata. Salah satu cara yang akan diambil yaitu menjual bersamaan dengan penjualan tiket perlombaan.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Wianda Pusponegoro menceritakan, pelaku UMKM binaan BUMN juga akan dilibatkan dalam setiap kegiatan menyambut Asian Games 2018. Misalnya, pada saat kitab obor Asian Games 2018 yang berlangsung tanggal 10 Mei. Masing-masing BUMN bisa memilih kabupaten/kota untuk terlihat menyokong acara itu. Mereka dapat memanfaatkan area lapang milik mereka agar dipakai pameran atau berjualan mitra binaan.
"Intinya, kami ingin menumbuhkan ekonomi masyarakat bersamaan dengan penyelenggaraan Asian Games 2018. Jumlah mitra UMKM binaan BUMN mencapai ratusan ribu dan kami mempersilahkan setiap perusahaan menunjuk mitra yang akan diajak. Dalam satu kabupaten/kota, kami rasa antar BUMN dapat berkolaborasi," ujar dia.
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Asnawi Bahar mengatakan, pihaknya terlibat dalam penyusunan dan promosi 75 paket wisata terkait Asian Games 2018. Pemasaran paket-paket tersebut dilakukan sampai ke pameran internasional, seperti Internationale Tourismus-Börse Berlin pada Maret 2018.
Sasaran 75 paket wisata itu tidak terbatas pada atlet. Oleh karenanya, ASITA juga mendorong agen-agen perjalanan di daerah turut memasarkannya.
Di luar 75 paket wisata tersebut, lanjut dia, ASITA juga kembali dilibatkan dalam penyusunan paket khusus pariwisata olahraga Asian Games 2018. Bentuk umumnya yaitu khalayak umum bisa menonton pertandingan, sehingga promosi dan penjualan paket langsung bekerja sama dengan Inasgoc.