Persiapan Asian Games 2018 terus dilakukan, termasuk strategi kepolisian untuk menjamin keamanan saat perarakan obor hingga penyelenggaraan pada 15 Juli-2 September mendatang.
JAKARTA, KOMPAS Tuan rumah Indonesia memberi perhatian besar bagi pengamanan Asian Games 2018. Apalagi, ajang yang akan diikuti puluhan ribu orang dari 45 negara Asia itu hampir bersamaan dengan agenda politik nasional, yakni pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.
Kepolisian menyiapkan strategi pengamanan yang meliputi upaya meminimalisasi kemacetan, mencegah kriminalitas, dan menekan berkembangnya isu ataupun konflik suku, agama, ras, dan antargolongan.
”Kami membuat operasi khusus pengamanan yang melibatkan sekitar 36.000 anggota. Mereka bekerja untuk mengamankan atlet, ofisial, dan media, arena kejuaraan, wisma atlet, dan masyarakat,” kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dalam diskusi ”Road to 18thAsian Games 2018” di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Hadir pula dalam diskusi itu antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia Erick Thohir, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sri Hartoyo.
Pengamanan Asian Games secara intensif khususnya dilakukan saat perarakan obor Asian Games pada 15 Juli-18 Agustus serta pelaksanaan Asian Games tanggal 18 Agustus-2 September. Perarakan obor Asian Games akan dilakukan di 18 provinsi di Indonesia. Adapun upacara pembukaan Asian Games akan dihadiri 70.000-80.000 orang.
Di sisi lain, Tito juga mengimbau agar masyarakat dapat bekerja sama untuk memastikan Asian Games berjalan aman, lancar, tertib, dan mencapai prestasi yang diinginkan. Dia meminta agar masyarakat tidak larut dalam urusan politik. Sebaliknya, masyarakat diajak menyambut Asian Games sebagai pesta olahraga yang mempertaruhkan harga diri bangsa.
”Dulu, Asian Games 1962 dapat dilaksanakan dengan aman, lancar, tertib, bahkan juara. Sekarang Indonesia sudah dewasa, sudah banyak sektor ekonomi yang kuat, seharusnya kita bisa lebih baik lagi,” katanya.
Sementara itu, Imam Nahrawi mengklaim, persiapan atlet menjelang Asian Games berjalan baik. Bersama Ketua Kontingen Indonesia untuk Asian Games Komisaris Jenderal Syafruddin Prawiranegara, Kementerian Pemuda dan Olahraga berusaha memastikan hak dan kewajiban atlet terpenuhi.
Namun, hingga kini Imam belum dapat memprediksi perolehan medali Indonesia pada Asian Games. Pihaknya bisa memprediksi perolehan medali setelah atlet di pelatnas selesai menjalani uji coba kejuaraan di luar negeri serta setelah melihat daftar nama atlet semua negara peserta (entry by name) pada 30 Juni mendatang.
Arena kejuaraan
Dari kesiapan arena pertandingan, Sri Hartoyo menyebutkan, pembangunan arena secara keseluruhan berjalan 90,53 persen. Beberapa arena yang masih dalam tahap pembangunan, antara lain arena velodrom dan arena bisbol di Rawamangun, arena jetski dan layar di Ancol, serta squash di Senayan.
Keterlambatan penyelesaian arena disebabkan penetapan arena itu baru dilakukan akhir tahun lalu. Meski pengerjaan arena baru itu efektif dilakukan awal tahun ini, dia memastikan pembangunannya akan selesai sesuai dengan target.
”Tidak ada sistem kebut pembangunan karena dikhawatirkan terjadi kegagalan konstruksi. Yang bisa dilakukan adalah kami memilih model konstruksi agar pembangunan berjalan cepat dan sesuai waktu,” katanya.
Pencak silat
Secara terpisah, pelatnas pencak silat yang ditargetkan meraih empat medali emas Asian Games 2018 akan memberangkatkan ke-22 pesilat mengikuti uji tanding ke Kejuaraan Belgia Terbuka, 4-7 Mei mendatang.
Sunarno, wakil tim manajer pencak silat Indonesia, mengatakan, pada uji tanding itu para pesilat akan bertarung dengan pesilat dari negara peserta Asian Games, di antaranya Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kirgizstan, dan Uzbekistan. (DNA/NIC)