Tantangan bagi Tunggal Ketiga
Ihsan Maulana Mustofa atau Firman Abdul Kholik mesti bekerja keras jika dimainkan sebagai tunggal ketiga dalam Piala Thomas. Mereka akan menghadapi lawan berat.
JAKARTA, KOMPAS - Pemain yang ditugaskan sebagai tunggal ketiga dalam tim bulu tangkis Piala Thomas Indonesia akan mengemban tugas berat. Ihsan Maulana Mustofa dan Firman Abdul Kholik berpeluang berhadapan dengan bintang bulu tangkis dunia.
Tim Thomas Indonesia mengandalkan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan, dan Firman pada nomor tunggal. Adapun poin dari nomor ganda diharapkan datang dari Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Bersama tim Piala Uber, Kevin dan kawan-kawan akan tampil dalam putaran final kejuaraan bulu tangkis beregu putra dan putri, Piala Thomas- Uber, di Bangkok, Thailand, 20-27 Mei. Babak penyisihan menggunakan format penyisihan grup, diikuti perempat final hingga final dengan sistem gugur. Setiap pertandingan dimainkan dalam tiga nomor tunggal dan dua ganda.
Berdasarkan peraturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), peran pemain dalam tiap-tiap tim untuk setiap pertandingan ditentukan berdasarkan urutan peringkat mereka. Perubahan peta kekuatan perorangan dalam arena bulu tangkis dunia saat ini membuat persaingan ketat tidak hanya akan terjadi pada tunggal dan ganda pertama.
Pada nomor tunggal, berdasarkan peringkat dunia saat ini, beberapa negara memiliki pemain senior sebagai tunggal ketiga. Tim Thomas China memiliki Lin Dan yang berperingkat ke-8 dunia. Posisinya saat ini berada di bawah Chen Long (3) dan Shi Yuqi (4). Lin Dan, juara Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, turut mengantarkan China menjuarai Piala Thomas lima kali beruntun pada 2004-2012.
Denmark juga berpeluang diperkuat pemain berpengalaman Jan O Jorgensen jika nama pemain berusia 30 tahun itu didaftarkan federasi bulu tangkis negara tersebut. Atlet yang pernah berperingkat kedua dunia pada 2015 itu adalah juara All England 2015, tiga kali juara Indonesia Terbuka, dan turut mengantarkan Denmark menjadi juara Piala Thomas 2016.
Sementara berdasarkan lawan yang akan dihadapi di penyisihan grup, Ihsan atau Firman bisa bertemu Lee Hyun-ill atau Lee Dong-keun (Korea Selatan) dan Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand). Selain Korea Selatan dan Thailand, tim Thomas Indonesia bergabung bersama Kanada di Grup B.
Berat
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, calon lawan yang akan dihadapi Ihsan atau Firman memang berat. Namun, PP PBSI memiliki beberapa pertimbangan untuk memasukkan nama Ihsan dan Firman dalam tim. ”Tiga tempat tunggal putra sudah pasti menjadi milik Anthony, Jonatan, dan Ihsan. Diskusi pelatih dan pengurus PBSI terjadi pada pemilihan tunggal keempat. Ada Firman, Tommy Sugiarto, dan Sony Dwi Kuncoro. Tetapi, atas pertimbangan usia dan kebutuhan tim, kami memilih Firman,” ujar Susy.
Peran Firman dalam meloloskan Indonesia ke final kualifikasi Piala Thomas di Malaysia, Februari, menjadi pertimbangan lain. Firman membuat Indonesia menang 3-2 pada semifinal melawan Korea Selatan. Dia menang 22-20, 11-21, 22-20 atas Lee Dong-keun setelah tertinggal 14-20 pada gim ketiga. ”Hasil itu memberi kepercayaan diri pada Firman dan bisa menjadi modal untuk putaran final,” kata Susy.
Kurang dari tiga pekan menjelang kejuaraan, persiapan Ihsan dan Firman difokuskan pada faktor mental guna membangun kepercayaan diri. Mereka juga melakukan analisis kekuatan calon lawan.
Terkait dengan masuknya nama pemain ganda putri Nitya Krishinda Maheswari, peluang untuk dipasangkan kembali dengan pasangan lamanya, Greysia Polii, dikatakan Susy, cukup terbuka. Nitya dinilai sebagai pemain yang bisa fleksibel dipasangkan dengan siapa pun.
Mantan pemain ganda putri Rosiana Tendean memberi respons positif atas terpilihnya Nitya. Menurut dia, pengalaman peraih emas ganda putri Asian Games Incheon 2014 saat masih berpasangan dengan Greysia itu bisa memberi dampak positif kepada tim. (iya)