Tim Piala Thomas Indonesia masih menumpukan harapan kepada ganda putra. Namun, peran empat pemain tunggal putra tetap memikul tanggung jawab yang sama untuk meraih poin.
JAKARTA, KOMPAS - Empat pemain tunggal putra yang menjadi bagian dari tim bulu tangkis Piala Thomas Indonesia mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyumbangkan poin. Keberadaan mereka dibutuhkan untuk memastikan tim ”Merah Putih” merebut gelar juara.
Pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra Ho, mengatakan, dirinya tidak ingin meremehkan peran keempat tunggal putra dalam tim Piala Thomas. Mereka memiliki tanggung jawab yang sama.
Untuk menghadapi persaingan dalam putaran final Piala Thomas di Bangkok, Thailand, 20-27 Mei, Indonesia mengirimkan empat pemain tunggal putra dan tiga pasangan ganda putra. Pemain tunggal terdiri dari Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Firman Abdul Kholik. Adapun ganda putra mengandalkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
”Pengalaman dalam Kejuaraan Beregu Asia mengajarkan saya bahwa semua pemain punya peranan dalam tim. Bahkan, pemain cadangan sekalipun dapat menjadi penentu kemenangan kita,” kata Hendry di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (4/5/2018).
Hendry merujuk pada peran Firman yang meloloskan Indonesia ke final Kejuaraan Beregu Asia di Alor Setar, Malaysia, pada Februari. Kejuaraan tersebut menjadi babak kualifikasi Piala Thomas dan Uber zona Asia.
Saat itu, Indonesia diperkuat empat tunggal yang juga akan tampil di Bangkok. Firman, yang berdasarkan peringkat menjadi tunggal keempat, menang atas Lee Dong-keun (Korsel), 22-20, 11-21, 22-20. Kemenangan itu ditentukan oleh Firman setelah merebut delapan poin berturut-turut sejak 14-20 pada gim ketiga. Indonesia menang 3-2.
Pada laga semifinal, Anthony mengalami cedera sehingga posisi tunggal kedua diisi Ihsan. Firman pun jadi tunggal ketiga.
”Kemenangan memang ditentukan atlet yang meraih poin ketiga. Namun, kunci kemenangan kadang ada pada tunggal pertama atau pemain lain. Jadi, semua pemain memiliki tanggung jawab yang sama untuk tim,” ujar Hendry.
Hendry mengatakan, selama dua pekan menjelang keberangkatan tim ke Thailand, persiapan atlet difokuskan untuk membangun kekuatan mental dan motivasi juara. Dalam beberapa kejuaraan terakhir, para pemain unggul dalam teknik dan pola permainan. Namun, permainan mereka belum konsisten.
Anthony menilai, dirinya dan rekan-rekannya akan memiliki tanggung jawab yang sama, apa pun peran yang akan dijalankan dalam pertandingan. Anthony berhak atas peran sebagai tunggal pertama (yang akan main pada laga pembuka) karena memiliki peringkat dunia paling tinggi.
”Saya belum pernah menjadi tunggal pertama, jadi belum pernah merasakan main pada laga pembuka. Tetapi, bermain pada urutan mana pun, tanggung jawabnya sama karena ini adalah pertandingan beregu. Kalau dimainkan sebagai tunggal pertama, pasti saya harus siap kerja keras karena lawan pun akan menurunkan pemain terbaik mereka sebagai tunggal pertama,” kata Anthony yang juga tampil di Piala Thomas 2016.
Audisi Djarum
Sementara itu, PB Djarum berburu atlet bulu tangkis berbakat usia dini di delapan kota di Tanah Air melalui program Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2018. Di Manado, Sulawesi Utara, sebanyak 503 atlet usia dini dari Manado, Timika, Sorong, Palu, Gorontalo, Makassar, Bolaang Mongondow, dan Minahasa sudah mendaftar. Bahkan, ada juga sejumlah atlet yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan.
Audisi di Manado dipusatkan di GOR Arie Lasut dan terbagi dalam tiga kelompok umur putra-putri, yakni U-11, U-13, dan U-15. (DNA/IYA/ZAL)