SLEMAN, KOMPAS - Sejumlah kroser Australia mendominasi seri pertama balapan motokros Kratingdaeng Supercrosser Powertrack International Championship 2018, Minggu (6/5/2018), di Sirkuit Tambakrejo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejumlah kroser Tanah Air yang turun di kelas paling bergengsi, yakni MX1, belum berhasil mematahkan dominasi tiga kroser Australia.
Kroser Australia, Lewis Stewart, menguasai kelas MX1 dengan menjadi juara pertama pada balapan pertama dan kedua. Di balapan pertama, Lewis mencatatkan waktu 34 menit 12,634 detik, sedangkan di balapan kedua ia finis dengan waktu 33 menit 12,885 detik. Posisi kedua di balapan pertama dan kedua juga diraih kroser Australia, Joel Evans, dengan waktu 34 menit 52,035 detik dan 33 menit 31,806 detik.
Kroser Australia lainnya, Kale Makehan, menjadi juara ketiga pada balapan pertama dengan waktu 35 menit 27,074 detik. Namun, di balapan kedua, Kale mengalami masalah pada motornya sehingga melorot ke posisi ke-10. Kondisi tersebut berhasil dimanfaatkan kroser Indonesia, Aldi Lazaroni, yang menyodok ke posisi ketiga pada balapan kedua. Pada balapan pertama, Aldi harus puas di posisi keempat.
Dengan hasil tersebut, Lewis Stewart untuk sementara menduduki peringkat pertama di kelas MX1 dengan total poin 50, disusul Joel Evans dengan poin 44 dan Aldi Lazaroni dengan poin 38.
Seusai lomba, Aldi mengakui masih sulit mematahkan dominasi para kroser dari ”Negeri Kanguru”. Ia menuturkan, para kroser Australia memiliki keunggulan dalam banyak hal. ”Memang susah (mengalahkan kroser Australia) karena kita masih kalah dalam banyak hal, termasuk dalam hal teknik,” ujarnya.
Aldi menyatakan, dalam seri pertama ini, ia juga masih harus beradaptasi dengan motor baru bermesin 450 cc. Tahun lalu, Aldi masih menunggang motor 250 cc meski ia turun di kelas MX1. ”Saya masih adaptasi karena sekarang pakai mesin 450 cc,” kata kroser Yogyakarta itu.
Aldi mengatakan, ia harus meningkatkan kondisi fisik dan
stamina agar mampu mengendalikan motor 450 cc lebih baik. ”Motor 450 cc itu bobotnya lebih berat dan power-nya lebih besar sehingga lebih menguras tenaga,” ucapnya.
Di kelas MX2, kroser asal Jawa Barat, Delvintor Alfarizi, menjadi pebalap tercepat pada balapan pertama dan kedua. Di balapan pertama, Delvintor mencatatkan waktu 34 menit 28,790 detik, sedangkan di balapan kedua waktunya 34 menit 29,469 detik. Posisi kedua di kedua balapan itu diraih kroser asal Papua, Yosua Patipi.
Seusai lomba, Delvintor mengaku senang karena berhasil menjadi juara di seri pertama ini. Namun, ia mengatakan masih harus meningkatkan kondisi fisik karena baru saja menjalani pemulihan cedera bahu kanan.
”Fisik saya belum 100 persen karena saya sempat off lima minggu akibat cedera,” ujar kroser berusia 16 tahun itu.
Para pebalap kelas MX1 dan MX2 tidak hanya memperebutkan hadiah, tetapi juga berebut tiket berlaga di lomba balap motokros dunia MXGP 2019.(HRS)