Melawan Tradisi Juve
Juventus sedang mengincar gelar juara Piala Italia yang keempat secara beruntun di Stadion Olimpico. Namun, ada AC Milan yang sangat percaya diri bisa menghentikan ”Si Nyonya Besar”.
ROMA, SELASA Juventus mulai membangun tradisi menutup musim dengan gelar ganda di Italia sejak tiga musim terakhir, yakni dengan menjuarai Serie A dan Piala Italia. Namun, AC Milan sudah bertekad menghentikan tradisi itu di Stadion Olimpico, Roma, Kamis (10/5/2018) pukul 02.00 WIB.
Laga di Olimpico itu akan menjadi final Piala Italia antara Juve dan Milan yang kelima kali. Dalam empat final terakhir, Milan baru sekali menang pada 1973. Sementara Juve memenangi final 1942, 1990, dan 2016.
Sejarah itu cukup membuktikan bahwa misi Milan di Olimpico nanti sangat berat. Apalagi, Milan saat ini bukanlah Milan yang mampu mengalahkan Juventus di final Liga Champions musim 2002-2003, tetapi Milan yang sedang mencari bentuk di bawah asuhan Pelatih Gennaro Gattuso.
Sementara Juve saat ini merupakan tim yang tinggal membutuhkan satu poin untuk mengesahkan gelar juara Serie A yang ketujuh secara beruntun. Dalam tujuh musim terakhir, Juve jauh lebih konsisten dan matang dibandingkan dengan ”Rossoneri”.
Juve telah membuat rekor yang sulit dipecahkan klub-klub Italia lainnya. Selain Juve, belum pernah ada yang mampu, secara beruntun, menjuarai Serie A sebanyak enam kali dan menjuarai Piala Italia sebanyak tiga kali.
Gelandang Juve, Miralem Pjanic, merasa Juve perlu membuat rekor baru karena mereka sudah gagal di Liga Champions. ”Kami sudah mendapat posisi yang nyaman di Serie A, dan Piala Italia adalah target kami berikutnya,” katanya.
Juve sudah bisa meninggalkan persaingan di Serie A karena mereka kini mustahil dikejar Napoli. Dengan demikian, laga di Olimpico kontra Milan adalah laga penghabisan ”Si Nyonya Besar”.
Gelar ganda yang bisa diraih Juve musim ini juga bisa menjadi persembahan terakhir yang manis bagi kiper Gianluigi Buffon yang diperkirakan pensiun akhir musim ini. Pelatih Juve Massimiliano Allegri juga dikabarkan sedang menjadi incaran utama Arsenal untuk menggantikan Arsene Wenger.
”Semua itu (karier Allegri) akan dibicarakan jika kami sudah merebut scudetto,” kata General Manager Juve Giuseppe Marotta, seperti dikutip Football-Italia.
Sejak hijrah dari Milan ke Turin pada 2014, Allegri dinilai sudah mencapai puncak kejayaannya bersama Juve dan telah meletakkan fondasi penting untuk klub.
Tidak mustahil
Meski di atas kertas Juve lebih unggul dibandingkan dengan Milan, para penggawa Milan merasa misi untuk mengalahkan Juve pada final nanti bukanlah sesuatu yang mustahil. Milan merasa sudah memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi laga ini.
”Dari beberapa pertemuan terakhir melawan Juve, kami sudah membuktikan bahwa kami bisa mengalahkan mereka,” kata gelandang Milan, Hakan Calhanoglu.
Dari empat pertemuan terakhir Milan dengan Juve di Serie A dan di Piala Italia musim lalu, Milan selalu kalah. Namun, Calhanoglu yakin bahwa permainan Milan sudah membaik.
”Kami sudah bisa menciptakan banyak peluang gol saat melawan Juve. Kami sudah tahu kekuatan mereka,” kata Calhanoglu.
Pemain asal Turki itu berharap Milan bisa bermain seperti saat mengalahkan Juve di final Piala Super Italia tahun 2016 dengan skor 1-1 (4-3). Saat itu, Milan yang masih diasuh Pelatih Vincenzo Montella menekan Juve hingga laga harus ditentukan dengan adu penalti.
Kekhawatiran Calhanoglu ada- lah Juve memiliki skuad dengan kemampuan yang merata. Namun, hanya ada satu pemain Juve yang sangat patut diwaspadai, yakni Douglas Costa.
Gelandang asal Brasil itu tampil memukau saat Juve mengalahkan Bologna, 3-1, pada Minggu lalu. Ketika Juve tertinggal 0-1, Costa masuk pada babak kedua dan melakukan dua asis.
Di lini depan Juve juga masih ada Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala. Ini akan menjadi tugas berat bagi duet bek tengah Milan, Leonardo Bonucci dan Alessio Romagnoli. Namun, Bonucci, sebagai mantan bek Juve, sudah sangat memahami karakter calon lawannya itu.
Eks Pelatih Milan Carlo Ancelotti pun mengingatkan, lini belakang Milan harus bisa bermain secara kolektif jika menghadapi Juve. Dengan kondisi Milan saat ini, Ancelotti yakin laga akan bisa berjalan seimbang.
”Tentu saya akan mendukung Milan. Mereka sudah punya modal untuk bangkit menjadi tim besar,” kata Ancelotti.
Kemenangan atas Juve praktis bisa menjadi awal sebuah era baru Milan bersama Gattuso. Olimpico bisa menjadi saksi titik balik Rossoneri. (AP/AFP/DEN)