Penjaga gawang selalu mendapat tempat istimewa di Rusia. Dunia mengenal kiper legendaris pada era Uni Soviet, Lev Yashin, yang menjadi satu-satunya kiper peraih Ballon d’Or. Sebenarnya, sebelum Lev Yashin membuat frustrasi para striker dunia pada era 1950 hingga 1960-an, ada banyak kiper tangguh di Uni Soviet, salah satunya Nikolai Sokolov.
Namun, kiper-kiper Soviet tak semasyhur kiper-kiper Italia. Soviet sangat tertutup hingga disebut terra incognita, negeri antah berantah. Sokolov yang lahir pada 1897 di Moskwa, setelah berkiprah di klub-klub profesional, kemudian mendirikan sekolah kiper. Sekolah itulah yang melahirkan kiper-kiper top, seperti Lev Yashin dan Rinat Dasayev, seperti dikutip dari russianfootballnews.
Setelah Uni Soviet bubar pada 1991, di bawah bendera Rusia lahir Igor Akinfeev. Kiper berusia 31 tahun itu mencuat seiring bangkitnya sepak bola Rusia pada awal 2000-an. Refleks yang sangat cepat dan gesit menjadikan Akinfeev pemain termuda yang membela timnas Rusia pada usia 18 tahun 20 hari saat debutnya tahun 2004.
Namanya terus melejit dengan membawa CSKA Moskwa menjuarai Piala UEFA 2005, dan sejak 13 tahun lalu selalu menjadi kiper pilihan utama ”Sbornaya”, timnas sepak bola Rusia. Pemain yang mengawali karier di akademi CSKA Moskwa sejak usia 4 tahun itu tak tergantikan di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia Brasil 2014.
Namun, di tanah Brasil itulah namanya mulai tercoreng. Dia melakukan dua kesalahan kecil saat melawan Korea Selatan dan Aljazair. Kesalahan itu berdampak sangat besar, Rusia tersingkir di fase grup. ”Saya ingin meminta maaf kepada semua orang, itu kesalahan kekanak-kanakan dari saya, gol konyol. Kiper sebuah tim nasional seharusnya tidak membiarkan gol seperti itu terjadi. Itu tidak akan terjadi lagi,” ujar Akinfeev terkait dengan kesalahannya pada laga melawan Korea Selatan.
Namun, di Piala Konfederasi 2017, Akinfeev kembali melakukan kesalahan saat melawan Meksiko sehingga Rusia kalah 1-2 dan tersisih di fase grup. Kesalahan-kesalahan kecil itu membuat Akinfeev terus menyisakan tanda tanya. Apakah di Piala Dunia nanti, di tanah sendiri, dia akan mengulanginya?
Itulah tantangan bagi Akinfeev yang membela Rusia dalam 104 laga. Dia dituntut tampil sempurna sejak laga penyisihan Grup A melawan Arab Saudi, Mesir, dan Uruguay. Piala Dunia 2018 ini bisa menjadi penebusan sang kiper, paling tidak untuk meloloskan Rusia dari fase grup Piala Dunia untuk pertama kali sejak Uni Soviet pecah.
”Bertahun-tahun lalu saya pernah mengatakan, dia bisa berada di nomor satu dunia. Ya, dia selalu membuat kesalahan-kesalahan kecil, tetapi saya pikir dia masih memiliki waktu untuk menuliskan namanya ke dalam sejarah,” ujar eks kiper tim nasional Jerman, Oliver Kahn, tentang Akinfeev. (AFP/Reuters/ANG)