JAKARTA, KOMPAS – Atlet dan pelatih kurash Indonesia mengambil banyak pelajaran dari tim Iran usai latihan bersama pada 8-15 Mei 2018, di Ciloto, Jawa Barat. Pelajaran berupa peraturan dan teknik permainan itu sangat berharga karena Indonesia kekurangan sumber daya dalam kurash.
Pelatih kurash Sugiri Wijaya di Ciloto, Jawa Barat, Rabu (16/5/2018), mengatakan, akan terus mematangkan kemampuan atlet jelang Asian Games 2018. Salah satu caranya dengan meminta bantuan atlet dan pelatih Iran untuk berlatih bersama.
Latihan bersama itu langsung membuahkan hasil. Baik pelatih maupun atlet telah mempelajari teknik permainan Iran selama sepekan. Selain itu, mereka diberi masukan langsung oleh pelatih Iran, terkait kekurangan dalam pengetahuan teknik dan peraturan.
“Mereka terbuka mengajari kami, itu sangat bermanfaat. Karena, kami kan masih abu-abu terhadap teknik dan peraturan kurash,” ucap asisten pelatih kurash, Deni Zulfendri.
Permasalahan pengetahuan memang menjadi masalah tim kurash Indonesia. Selain baru pertama kalinya kurash dipertandingkan di Asian Games, sebelumnya, tim pelatih kurash merupkan pelatih judo. Sementara itu, 13 dari 14 atlet pelatnas kurash juga berasal dari judo.
Pelajaran dari Iran mulai dipraktekkan tim pelatih pada latihan singkat, Rabu sore. Deni yang menjadi koordinator latihan, meminta atlet untuk berlatih teknik bantingan abnormal.
“Pengetahuan tentang teknik abnormal ini kami dapat dari mereka, yang bisa membanting dari mana pun. Sebelumnya kan kami hanya tahu satu cara membanting seperti judo,” tutur Deni.
Atlet kurash putra Billy Sugara mengucapkan, latihan bersama itu membuatnya menjadi lebih percaya diri. Dia mulai bisa membedakan bantingan yang merupakan pelanggaran ataupun tidak. Adapun, dalam kurash, pelanggaran akan membuat poin diberikan ke lawan.
Di sisi lain, para atlet juga terbantu karena mendapatkan lawan tanding yang berbeda. “Atlet Iran lebih kuat tenaganya. Jadi kami bisa membaca kekuatan lawan yang berbeda-beda,” kata atlet kurash putri Khasani Najmu Shifa.
Saat ini, pelatnas diliburkan mulai 17 Mei - 20 Mei 2018. Usai libur, latihan akan kembali digelar di Ciloto hingga awal Juli 2018.
Baru pada 9 Juni, tim kurash akan terbang ke Iran untuk kembali menimba ilmu. Selain Iran, mereka dijadwalkan untuk mendatangi negara terbaik kurash seperti Korea Selatan dan Taiwan.