Penampilan Sardar Azmoun pada babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia membuat banyak pengamat sepak bola terkejut. Penyerang berusia 23 tahun itu mampu menembus pertahanan lawan dengan gerakan yang lincah dan tendangan yang terukur. Sebagai penyerang muda yang belum terkenal, Azmoun sering tidak dijaga terlalu ketat oleh para bek lawan. Kondisi itu memudahkannya untuk mencetak gol.
Dalam banyak pertandingan, Azmoun sering tampil menjadi pahlawan bagi Iran. Pada laga pertama kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Turkmenistan, Azmoun mencetak gol penyeimbang kedudukan 1-1. Pemain bertinggi 1,86 meter itu juga mencetak gol tunggal ke gawang Korea Selatan dan membuat Iran menang 1-0. Kemenangan itu membantu Iran merebut posisi puncak di Grup A dan lolos ke Piala Dunia 2018.
Azmoun menjadi pencetak gol terbanyak bagi Iran dengan 11 gol selama kualifikasi. Azmoun menjadi pencetak gol terbanyak kedua pada kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Posisi pencetak gol terbanyak ditempati Mohammad al-Sahlawi dari Arab Saudi dan Ahmed Khalil dari Uni Emirat Arab dengan 16 gol.
”Azmoun adalah pemain yang sangat berpotensi. Dia memiliki kecepatan dan kecerdikan saat membawa bola. Dia juga pekerja keras dan selalu memberi inspirasi bagi rekan-rekannya,” kata Pelatih Iran Carlos Queiroz dikutip dari Tehrantimes.
Azmoun berlatih sepak bola sejak usia 9 tahun. Talentanya berkilau pada usia 14 tahun sehingga dia dipanggil ke timnas Iran U-17. Saat itu, Azmoun mencetak tujuh gol dari enam laga. Penampilan Azmoun kian bersinar saat dipanggil ke timnas U-20. Azmoun mencetak 19 gol dari 19 laga.
Penampilan menawan itu membuat pencari bakat klub Rubin Kazan dari Rusia tertarik untuk merekrutnya pada 2013. Azmoun menjadi pemain Iran pertama yang berlaga di klub Rubin Kazan. Karena dinilai belum matang, Azmoun harus berlaga untuk tim cadangan Rubin Kazan pada musim pertamanya. Azmoun baru dimainkan di tim utama pada tahun kedua sebagai pemain cadangan. Dia tampil menawan dan mencetak beberapa gol. Performanya membuat Rostov terpikat untuk meminjam dan kemudian membelinya dari Kazan.
Di Rostov, Azmoun diberi kesempatan menjadi pemain utama. Hal itu membuat keterampilan bermainnya terasah. Permainan yang lincah dan mudah melewati bek-bek lawan serta akurat dalam mencetak gol membuat media-media Eropa Barat menjulukinya sebagai ”Lionel Messi dari Iran”.
Klub-klub besar, seperti AC Milan, Juventus, Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Barcelona, pernah menyatakan minatnya untuk membeli Azmoun. Namun, dia justru kembali ke Rubin Kazan. Kini, Piala Dunia 2018 menjadi ajang bagi Azmoun untuk memamerkan kehebatannya dan mengantar Iran lolos ke fase gugur. (Emilius Caesar Alexey)