Hasil jajak pendapat ”Kompas” yang dilaksanakan tiga bulan menjelang pesta olahraga negara-negara Asia tersebut memperlihatkan bahwa publik cukup bersemangat menyambut perhelatan akbar ini. Antusiasme tersebut diperlihatkan oleh tingkat pengetahuan mereka terhadap persiapan dan rencana penyelenggaraan berbagai pertandingan nantinya. Mayoritas responden jajak pendapat menyatakan tahu bahwa Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 tahun ini.
Kenyataan bahwa cukup banyak publik yang mengetahui informasi tentang penyelenggaraan Asian Games di Indonesia cukup menggembirakan karena sebelumnya gencar diberitakan tentang minimnya sosialisasi tentang pesta olahraga Asia tersebut. Sosialisasi minim tersebut bisa jadi terkait dengan kepastian Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games menggantikan Vietnam.
Awalnya, Vietnam menjadi negara yang terpilih sebagai penyelenggara Asian Games ke-18 yang akan digelar pada 2019. Namun, Vietnam mengundurkan diri karena alasan internal. Indonesia pun mengajukan diri menjadi penggantinya.
Pada Juli 2014, Dewan Olimpiade Asia (OCA) menunjuk Indonesia sebagai pelaksana Asian Games ke-18. Namun, penyelenggaraannya dimajukan menjadi tahun 2018 karena tahun 2019 Indonesia akan menggelar pemilu presiden sekaligus pemilu legislatif. Praktis, Indonesia hanya memiliki waktu hampir empat tahun untuk mempersiapkannya sejak penunjukan hingga pelaksanaan.
Meski pengetahuan tentang Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games cukup tinggi, hanya sedikit responden yang mengetahui secara pasti waktu pelaksanaan Asian Games. Hasil jajak pendapat menunjukkan hanya 10,4 persen responden yang menyebutkan secara benar bulan dan tanggal penyelenggaraan Asian Games nanti.
Kesiapan
Persiapan paling awal yang dilakukan untuk menyambut Asian Games di Jakarta dan Palembang adalah pembangunan wisma atlet dan renovasi sejumlah arena pertandingan. Di Jakabaring, Palembang, pembangunan wisma atlet mengembangkan apa yang sudah dikerjakan saat menjadi tuan rumah SEA Games 2011.
Sementara itu, di Jakarta, pembangunan wisma atlet baru mulai dikebut tahun 2016. Hal ini terjadi karena masih ada tarik ulur urusan administrasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat terkait pengelolaan lahan di Kemayoran, Jakarta Pusat, yang akan dijadikan lokasi pembangunan wisma atlet. Kini, tiga bulan menuju perhelatan Asian Games XVIII, kedua lokasi wisma atlet, baik di Palembang maupun di Kemayoran, relatif sudah siap menerima tamu-tamu atlet yang akan bertanding.
Meski sebagian masyarakat sempat diberitakan meragukan kesiapan Pemerintah Indonesia menyelenggarakan Asian Games, publik jajak pendapat menyatakan sebaliknya. Sebagian besar responden menyatakan optimisme mereka terhadap kesiapan Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) ataupun Pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan hajatan olahraga di Asia tersebut.
Optimisme tersebut ditunjukkan oleh tingkat keyakinan responden terhadap kesiapan sarana dan prasarana pendukung, seperti akomodasi, transportasi, tempat pertandingan, hingga logistik dan keamanan. Terhadap sarana akomodasi, misalnya, 77,2 persen responden menyatakan yakin bahwa pemerintah dan panitia mampu menyediakan akomodasi yang memadai.
Keyakinan responden terhadap kesiapan akomodasi bisa menjadi indikator kesiapan pemerintah dalam Asian Games ini. Pasalnya, akomodasi sempat menjadi masalah saat Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games ke-26 tahun 2011. Saat itu, kasus suap dan korupsi mengiringi pembangunan Wisma Atlet Jakabaring di Palembang. Hal ini cukup mencoreng reputasi Indonesia. Kini, akomodasi nyaman, yang bakal menemani hari-hari atlet nasional dan mancanegara selama bertanding, hampir siap 100 persen.
Selain akomodasi, mayoritas responden juga yakin terhadap kesiapan tempat yang akan digunakan bertanding para atlet, keamanan, logistik, dan sarana transportasi. Salah satu pendukung transportasi yang saat ini sudah digunakan adalah Terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta yang luas dan modern. Selain itu, juga sudah didukung dengan keberadaan kereta bandara.
Saat ini, juga sedang dikebut pembangunan jalur transportasi massal cepat (MRT) di Jakarta serta jalur kereta ringan (LRT) di Palembang. Sarana itu dibangun untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan memudahkan pergerakan penumpang transportasi umum. Hingga kini baru LRT di Palembang yang dinyatakan siap melayani kebutuhan transportasi Asian Games 2018 mendatang.
Minat menonton
Optimisme publik tidak berhenti pada tingkat keyakinan responden terhadap kesiapan penyelenggara dan pemerintah, tetapi juga diikuti oleh minat untuk menonton cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan. Lebih dari separuh bagian responden (55,3 persen) menyatakan akan mengikuti dan menonton cabang-cabang olahraga yang disukainya.
Animo publik untuk menonton tersebut mungkin bisa semakin ditingkatkan jika kebijakan pemerintah meliburkan siswa saat Asian Games jadi dilaksanakan. Pada awalnya sempat dikabarkan tentang adanya kebijakan pemerintah meliburkan siswa sepanjang pelaksanaan Asian Games di Jakarta. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lalu merevisi dan hanya akan meliburkan siswa selama sembilan hari. Jam masuk dan pulang sekolah kemungkinan juga akan dimajukan untuk mengantisipasi kemacetan.
Meski demikian, kemacetan ataupun kendala waktu tampaknya tidak akan menghalangi minat publik menyaksikan pertandingan di Asian Games nanti. Terbukti, hampir semua responden (92,5 persen) menyatakan akan menonton pertandingan-pertandingan di Asian Games melalui media televisi dan internet, baik tayangan langsung maupun siaran tunda. Minat publik yang tinggi ini relatif bisa membuktikan kerja penyelenggara untuk menyosialisasikan pesta olahraga Asia itu cukup berhasil.
Terlepas dari masih ada kekurangan, apresiasi tentunya pantas dialamatkan kepada semua panitia dan pemerintah yang telah mengupayakan kesiapan penyelenggaraan Asian Games kali ini. Apresiasi tersebut merujuk pada hasil jajak pendapat yang menyebutkan hampir semua responden yakin bahwa Indonesia akan sukses menjadi tuan rumah Asian Games XVIII.