BANGKOK, KOMPAS Tim ”Merah Putih” berpotensi menjalani laga perdana Grup B kejuaraan beregu putra Piala Thomas melawan Kanada, Minggu (20/5/2018), tanpa pemain tunggal Jonatan ”Jojo” Christie. Absennya Jojo memang menurunkan kekuatan Indonesia, tetapi pemain lainnya tetap optimistis dan bertekad menampilkan yang terbaik untuk memetik poin di laga itu.
Piala Thomas dan Uber akan berlangsung pada 20-27 Mei di Impact Arena, Muang Thong Thani, Bangkok, Thailand. Kemarin, para pemain menjalani uji coba lapangan. Pemain putra dan putri Indonesia yang akan memperkuat tim Piala Uber mencoba lapangan 2, 3, dan 4 selama 60 menit.
Pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra Ho, mengatakan, Jojo tidak diturunkan pada laga pertama karena masih sakit flu. ”Ini di luar kendali kami, karena sakit bisa menimpa siapa saja. Untuk sementara ini, Jojo kami simpan untuk menghadapi laga yang lebih penting. Sekarang Jojo sedang recovery (menjalani pemulihan), mudah-mudahan bisa segera sembuh,” ujar Hendry kepada wartawan Kompas, Denty Piawai Nastitie, di Bangkok, Thailand, Sabtu (19/5).
Jojo cukup diandalkan di tim Indonesia. Pada babak kualifikasi Piala Thomas-Uber, yang juga Kejuaraan Beregu Asia, di Alor Setar, Malaysia, Februari lalu, Jojo mengantarkan tim putra Indonesia lolos kualifikasi dan menjadi juara beregu Asia.
Di Malaysia, Jojo tidak mengalami kekalahan sejak fase grup hingga final. Dia bermain lebih baik, antara lain dari Srikanth Kidambi (India) dan Kenta Nishimoto (Jepang). Di final, Jojo mengalahkan Shi Yuqi (China).
Sebelum berangkat ke Bangkok, Jojo menjadi finalis di Selandia Baru Terbuka. Namun, langkahnya ke podium puncak dihentikan juara Olimpiade 2008 dan 2012 Lin Dan (China).
Hendry mengatakan, absennya Jojo pada laga awal Piala Thomas membuat kekuatan tim Indonesia berkurang. Namun, dia mengingatkan bahwa Piala Thomas merupakan kejuaraan beregu sehingga beban tim tidak bisa dilimpahkan hanya kepada satu-dua pemain.
”Sambil menunggu kesembuhan Jojo, kami menyiapkan pemain-pemain lain. Semua pemain mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyumbangkan poin,” ujar Henry.
Dengan absennya Jojo, tim Indonesia mengandalkan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, Ihsan Maulana Mustofa, serta Firman Abdul Kholik. Apabila Indonesia menurunkan kekuatan penuh, ganda yang diturunkan adalah pasangan nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/ Marcus Fernaldi Gideon dan ganda senior juara dunia 2013 dan 2015 Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Tetap fokus
Di atas kertas, Indonesia lebih unggul daripada Kanada, baik di sektor tunggal maupun ganda. Pemain tunggal pertama Indonesia, Anthony, kini menempati peringkat ke-11 dunia. Tunggal pertama Kanada, Jason Anthony Ho-shue, di peringkat ke-68.
”Di atas kertas, kami memang lebih unggul. Namun, apa pun bisa terjadi di lapangan. Saya harus bermain fokus, tidak mau menganggap enteng atau meremehkan lawan. Saya mempunyai tanggung jawab pribadi,” ujar Anthony, juara Indonesia Masters 2018 dan Korea Terbuka 2017.
Tampil sebagai pemain non- unggulan, menurut Anthony, membuat Kanada bisa bermain habis-habisan.
Laga lainnya di Grup B Piala Thomas mempertemukan Korea Selatan dan Thailand. Pelatih Kepala Tim Bulu Tangkis Thailand Rexy Mainaky mengatakan, tim putra Thailand bertekad mengatasi tekanan pada laga fase grup, berambisi untuk lolos ke perempat final. Hanya dua tim teratas di setiap grup yang lolos ke babak delapan besar.
”Pertemuan dengan Korsel menjadi kunci kami melaju ke babak selanjutnya. Seperti yang kita tahu, Indonesia menjadi tim yang sulit dikalahkan. Akan tetapi, kami akan melakukan yang terbaik,” ujar Rexy yang berasal dari Indonesia.
Aturan poin
Dalam pertemuan Forum Anggota BWF 2018, kemarin, diputuskan sistem perhitungan poin bulu tangkis tetap memakai aturan saat ini. Ketua Kontingen Piala Thomas-Uber Indonesia Achmad Budiharto mengatakan, mulanya ada wacana untuk mengubah sistem perhitungan poin dari reli 21 poin (maksimal tiga gim) menjadi 11 poin (maksimal 5 gim).
”Untuk mengubah aturan tersebut, harus dapat dua per tiga suara anggota BWF. Tadi, ketika pemungutan suara dilakukan, hasilnya hampir berimbang sehingga diputuskan tetap memakai aturan lama (reli poin 3 x 21),” kata Achmad di Bangkok.
Ide perubahan sistem poin itu mengemuka pada 2017. Sistem reli poin 3 x 21 diterapkan BWF pada 2006.