Gelandang berusia 33 tahun ini memiliki karakter kepemimpinan yang cukup kuat. Tidak mengherankan jika pada ajang Piala Dunia 2014 di Brasil dan Piala Asia 2015 di Australia, Mile Jedinak dipercaya menjadi kapten tim oleh Ange Postecoglou, pelatih ”Socceroos” kala itu. Ia pun membayar kepercayaan itu dengan bermain cemerlang serta menjadi sumber inspirasi sekaligus kekuatan yang menggerakkan tim dari lini tengah lapangan.
Kini, di era kepemimpinan pelatih Bert van Marwijk, Jedinak kembali dipercaya memimpin rekan-rekannya. Pengalamannya selama satu dekade membela Australia bakal sangat dibutuhkan untuk melewati persaingan berat di Grup C Piala Dunia 2018.
Jedinak menjalani debut bersama timnas Australia pada Maret 2008 di Singapura. Sejak itu, ia banyak membela timnas di laga-laga penting, termasuk saat Socceroos berlaga di Piala Dunia 2010 dan 2014 serta di Piala Asia 2011 dan 2015. Sejauh ini, ia sudah 67 kali tampil bersama Socceroos dan menyumbang 13 gol.
Penampilan Jedinak di Piala Dunia 2010 mampu mencuri perhatian klub asal Inggris, Crystal Palace. Pada 2011, ia direkrut Crystal Palace yang saat itu masih berlaga di kasta kedua. Tidak lama bergabung di klub itu, Jedinak dipercaya menjadi kapten dan mampu membawa timnya kembali ke Liga Primer Inggris.
Dalam kurun waktu lima tahun membela Crystal Palace, Jedinak menyumbang 10 gol dalam 165 laga. Pada musim 2016, ia bergabung dengan klub asal Inggris lainnya, Aston Villa. Di klub itu, ia juga dipercaya menjadi kapten.
Bangkit dari cedera
Perjalanan karier Jedinak tahun lalu memang tidak terlalu mulus. Pada musim 2017, ia cedera sehingga harus beberapa kali absen membela klub dan timnas. Namun, Jedinak membuktikan bahwa di usianya yang tergolong tidak muda lagi untuk ukuran pemain sepak bola itu, ia mampu berjuang untuk bangkit dan bahkan mampu membawa kembali ke Liga Primer.
”Saya punya sedikit masalah di awal musim, tetapi saya sangat senang bisa kembali ke sini,” kata Jedinak saat konferensi pers bersama Marwijk, akhir Maret lalu, seperti dikutip Socceroos.com.au.
Kebangkitan Jedinak tidak hanya terlihat saat ia membawa Aston Villa kembali ke Liga Inggris. Pada laga kualifikasi yang dilakoni Socceroos, ia bahkan 13 kali dimainkan. Peran sentralnya juga terlihat dari torehan 10 gol sepanjang kualifikasi itu, persis di bawah Tim Cahill yang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 11 gol.
”Saya menikmati sepak bola dan saya senang berada di tim ini lagi. Senang bisa bertemu dengan beberapa wajah baru dan mulai bekerja dan bekerja,” katanya.
Di Piala Dunia Rusia ini, tuah sang kapten Mile Jedinak dibutuhkan untuk menginspirasi perjuangan Socceroos meraih target menembus 16 besar. (WHY)