BEKASI, KOMPAS – Waktu yang singkat dan fasilitas pemusatan latihan nasional yang terbatas tidak menghalangi atlet sepatu roda Indonesia untuk berprestasi. Mereka berhasil mendominasi Kejuaraan Maraton Swiss 2018 dengan meraih 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu dari empat nomor lomba.
Kejuaraan Maraton Swiss merupakan perlombaan sepatu roda yang mempertemukan atlet-atlet profesional dunia. Kejuaraan yang bertempat di Basel, Swiss, pada 6 Mei 2018 itu, diikuti oleh delapan atlet Indonesia yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018.
Emas Indonesia disumbangkan oleh Muhammad Oky Adrianto dari nomor 32 kilometer (km) putra dan Alifia Meidia Namasta dari nomor 21 km putri. Sementara itu, dua perak berasal dari nomor 21 km putri dan 32 km putra, serta dua perunggu dari 32 km putri dan 21 km putra.
Kecepatan rata-rata bertambah cepat dua detik setiap satu putaran sprint 300 meter
Pelatih sepatu roda Karta Wibawa, Senin (21/5/2018), di GOR Bekasi, mengatakan, kemajuan anak didiknya cukup memuaskan. Ketahanan dan kecepatan mereka sudah meningkat walaupun baru menjalani pelatnas sejak awal Maret.
“Performa mereka meningkat pesat. Kondisi mereka sekarang sudah 75 persen. Kecepatan rata-rata bertambah cepat dua detik setiap satu putaran sprint 300 meter,” ucap Karta.
Sempat tidak jelas
Padahal, nasib pelatnas sepatu roda sempat tidak jelas. Pada awal pelatnas, mereka berlatih di sekitar Stadion Gelora Bung Karno (GBK) selama sebulan. Mereka tidak memiliki tempat latihan resmi yang privat.
Di GBK, para atlet harus ekstra hati-hati karena banyak warga yang berolahraga, seperti lari dan bersepeda. Belum lagi, kualitas aspalnya tidak memenuhi standar. “Sangat sulit latihan di GBK. Karena permukaan aspalnya bisa dibilang tidak rata,” kata Alifia.
Setelah pelatnas singkat, pada April 2018, tim sepatu roda harus berangkat ke Jerman untuk menjalani dua kejuaraan, Arena Geisingen Internasional 2018 dan Gross Gerau Speedskating 2018. Meski demikian, hasilnya nihil. Para atlet tidak memenangi apa pun.
Kami tidak dapat pengalaman ini di GBK
“Fokus kami terpecah. Kami lebih fokus memanfaatkan kualitas lapangan yang bagus di Jerman untuk mengembangkan teknik dan beradaptasi. Karena kami tidak dapat pengalaman ini di GBK,” ucap Oky.
Saat ini para atlet telah pulang ke Indonesia. Kemarin, mereka mulai berlatih kembali di GOR Bekasi untuk menyempurnakan kondisi. Mulai Selasa (22/5/2018), pelatnas akan digelar di Taman Aralia Harapan Indah, Bekasi Utara. Tim pelatih menilai tempat itu tepat karena sangat mirip dengan arena pertandingan saat Asian Games berlangsung di Jakabaring Sport Center, Palembang, Sumatera Selatan.
Meski demikian, pelatnas sepatu roda masih menunggu kepastian rampungnya arena sepatu roda di Palembang. Rencananya, mereka akan langsung memindahkan pelatnas ke Palembang bila pengerjaan arena sudah selesai.
Pada Asian Games 2018, Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia menargetkan satu medali emas. Adapun, sepatu roda akan memainkan dua nomor, 20 km putra dan putri.