Ribuan warga Peru membanjiri jalanan di kota Lima, Peru, Minggu (20/5/2018). Dengan mengenakan seragam tim nasional dan membawa bendera Peru, mereka kemudian berjalan menuju ke Stadion Nasional. Hanya satu permintaan mereka, yakni Paolo Guerrero diperbolehkan mengikuti Piala Dunia Rusia 2018.
”Sebanyak 33 juta warga Peru tahu bahwa Guerrero sangat penting bagi kami. Ia adalah contoh dari ketekunan dan profesionalitas,” kata salah satu warga Peru, Willy Suarez, seperti dikutip laman harian The New York Times.
Guerrero, kapten timnas sepak bola Peru, bahkan sudah dianggap pahlawan karena berjasa mengantar Peru ke ajang Piala Dunia untuk pertama kali sejak tahun 1982 atau 36 tahun silam. Selama fase kualifikasi Piala Dunia zona Amerika Selatan, striker berusia 34 tahun itu mencetak lima gol dan menjadi sosok penting untuk timnya.
Namun, tes urine setelah laga kontra Argentina, Oktober 2017, membuktikan bahwa striker klub Flamengo ini terbukti menggunakan doping. Di tubuhnya terdapat benzoylecgonine, metabolit utama kokain. Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pun menjatuhi hukuman larangan tampil selama satu tahun kepada Guerrero.
Berkat upaya banding pada Desember 2017, hukuman itu diperpendek menjadi enam bulan. Pada Senin (14/5/2018), ketika sanksi itu telah berakhir, Peru berani memasukkan Guerrero ke dalam skuadnya.
Namun, pada hari yang sama, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mengabulkan banding yang diajukan Lembaga Antidoping Dunia (WADA). Keputusannya adalah memperpanjang hukuman Guerrero menjadi 14 bulan. Artinya, Guerrero tidak boleh berlaga sampai Januari 2019 dan melewatkan Piala Dunia di Rusia.
”Saya punya mimpi-mimpi. Pertama, bermain sepak bola, kedua berlaga di Piala Dunia. Hari ini mimpi-mimpi itu telah hilang,” kata Guerrero menanggapi keputusan itu.
Keputusan ini jelas menjadi pukulan telak bagi Peru yang pada November lalu merayakan kelolosan kesebelasan mereka ke Rusia dengan menetapkan libur nasional. Namun, kekecewaan Guerrero jauh lebih besar. Ini adalah Piala Dunia pertama dan mungkin terakhirnya.
Simpati lawan
Menariknya, tak hanya Peru yang berduka. Tim yang tergabung di Grup C Piala Dunia Rusia 2018 bersama Peru, yaitu Perancis, Denmark, dan Australia, ikut bersimpati. Mereka berseru agar FIFA mencabut sanksi itu.
Seruan itu disampaikan melalui surat yang dirilis FIFpro, perserikatan pemain sepak bola dunia, Selasa (22/5/2018), dan ditandatangani kapten Perancis, Hugo Lloris; kapten Denmark, Simon Kjaer, dan kapten Australia, Mile Jedinak.
Dalam surat itu, mereka menegaskan, CAS tahu Guerrero tidak sengaja meminum teh yang mengandung kokain. Karena itu, sanksi harus dipertimbangkan lagi. Tak masalah juga jika sanksi itu dilanjutkan setelah Piala Dunia. Yang penting mimpi Guerrero tetap terjaga.
(AP/AFP/REUTERS/DEN)