Siapa tak kenal Lionel Messi. Pemain bertubuh relatif kecil untuk umumnya pesepak bola di daratan Eropa itu adalah penggawa Barcelona yang telah mengoleksi lima gelar pemain terbaik dunia, Ballon d’Or, pada 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2015. Sayangnya, karier Messi di perhelatan Piala Dunia belum cukup gemilang.
Pemain kelahiran 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina, itu belum pernah mempersembahkan gelar juara bagi tim senior Argentina. Dia gagal di Piala Dunia dan Copa America.
Kemampuan Leo Messi dalam mencetak gol membuat pemain dengan tinggi 170 cm itu dinobatkan sebagai pemegang rekor mencetak gol terbanyak dalam satu musim di semua kompetisi, yaitu musim 2011-2012 dengan 73 gol, sekaligus pencetak gol terbanyak La Liga pada musim itu dengan 50 gol. Tak berlebihan apabila Leo Messi disebut-sebut sebagai penerus Maradona. Bahkan, Maradona juga menyatakan bahwa Messi sebagai penerusnya.
Akan tetapi, kesuksesan Messi di klub belum menular ke penampilannya di timnas. Messi yang tergabung di timnas (senior) Argentina mulai 2005 sampai saat ini belum bisa mengimbangi pencapaian Maradona yang bisa meraih Piala Dunia untuk Argentina tahun 1986. Padahal, Messi sudah tiga kali tampil di Piala Dunia dan tahun ini adalah Piala Dunia yang keempat kali untuk sang kapten timnas Argentina itu.
Pada Piala Dunia 2006, yang merupakan Piala Dunia pertamanya di tim senior, Messi dihantui cedera hamstring sehingga menyaksikan laga pertama Argentina dari bangku cadangan. Baru pada pertandingan berikutnya melawan Serbia-Montenegro dia diturunkan pada menit ke-74 sebagai pemain pengganti dan menjadi pemain termuda yang mewakili Argentina pada putaran final Piala Dunia.
Messi pun kemudian mencetak gol penutup dari kemenangan Argentina, 6-0, atas Serbia- Montenegro. Secara umum di Piala Dunia 2006 itu, Messi yang berulang tahun ke-19 lebih banyak berperan sebagai pemain pengganti yang juga tidak diturunkan ke lapangan saat Argentina akhirnya tersingkir pada babak perempat final dari Jerman, kalah 2-4 dalam adu penalti.
Pada Piala Dunia 2010 di bawah arahan Maradona, Messi mendapatkan posisi terbaiknya, yaitu sebagai pengatur permainan di belakang dua penyerang, dan bisa membawa Argentina lolos ke perempat final. Akan tetapi, pertahanan tim Argentina yang buruk akhirnya membuat Messi dan kawan-kawan kembali tersingkir, dan lagi-lagi dikalahkan Jerman, kali itu dengan skor lebih telak, 0-4.
Dengan gelar pemain terbaik dunia di tangan Messi, tersingkirnya Argentina pada Piala Dunia 2010 itu membuat Messi menjadi sasaran kritik dan kecaman. Dia dianggap tidak menampilkan permainan terbaiknya sebagaimana saat dia bermain di klubnya, Barcelona.
Ke babak final
Menjelang Piala Dunia 2014 di Brasil, Argentina diliputi keraguan akan performa Messi yang didera cedera di klubnya, Barcelona. Meski demikian, dengan ban kapten di tangan, Messi bisa membawa Argentina melangkah hingga ke final, dengan mengalahkan Belgia, 1-0, dan kemudian menyingkirkan Belanda, 4-2, di semifinal melalui adu penalti.
Pada laga final melawan Jerman, banyak pihak menyebut laga itu sebagai laga antara pemain terbaik dunia (Messi) dan tim terbaik dunia (Jerman). Meski kalah di final, Messi dianugerahi Bola Emas sebagai pemain terbaik pada turnamen itu. Akan tetapi, pemberian penghargaan itu dipersoalkan banyak pihak, termasuk Presiden FIFA Sepp Blatter. Maradona pun menilai penghargaan terhadap Messi itu lebih disebabkan tujuan pemasaran.
Kini Messi memiliki kesempatan untuk menyempurnakan karier gemilangnya. Dia akan memimpin ”La Albiceleste” dalam pertempuran terakhir di Rusia. Pelatih Jorge Sampaoli pun menyatakan bahwa Argentina berutang Piala Dunia kepada Messi setelah La Albiceleste lolos kualifikasi Piala Dunia 2018.
”Ya, saya mendengar itu (ucapan Sampaoli), dan dia juga mengatakan itu kepada saya. Saya harap sepak bola benar-benar membayar lunas kepada saya,” ujar Messi diiringi tawa dalam wawancara dengan FIFA. (OKI)