Tunggal putri Indonesia, Ruselli Hartawan, menutup duel Indonesia lawan China dengan hasil manis. Pemain yang baru pertama tampil di Piala Uber itu mengalahkan juara Olimpiade London 2012, Li Xuerui, 15-21, 21-19, 21-18.
Meski pertandingan terakhir di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Rabu (23/5/2018), itu tidak lagi menentukan hasil akhir—karena China sudah lebih dulu unggul 3-1—setidaknya kemenangan Ruselli menambah kepercayaan diri tim putri menghadapi persaingan di babak utama.
Kemenangan Ruselli menipiskan kekalahan Indonesia dari China menjadi 2-3 sehingga China berhak menjadi juara Grup D. Selain dari Ruselli, satu kemenangan lain disumbangan tunggal kedua, Gregoria Mariska Tunjung, yang unggul atas Gao Fangjie, 23-21, 21-16.
Pada tiga laga lainnya, wakil Indonesia menelan kekalahan. Tunggal pertama, Fitriani, kalah dari Chen Yufei, 10-21, 15-21. Ganda pertama, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, menyerah dari Chen Qingchen/Jia Yifan, 13-21, 19-21, sedangkan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta ditekuk Huang Yaqiong/Tang Jinhua, 16-21, 16-21. Meskipun kalah, Indonesia yang menempati urutan kedua grup tetap lolos ke perempat final.
Belum puas
Pelatih tunggal putri Indonesia Minarti Timur mengaku belum puas dengan penampilan para pemainnya. ”Namun, saya melihat ada kemajuan, khususnya Gregoria dan Ruselli. Sekarang tinggal nekat saja. Atlet harus berani dan fokus,” ujarnya. Minarti menjelaskan, pijakan kaki Gregoria (18) makin kuat dan gerak kakinya semakin cepat. Sebelumnya, juara dunia yunior ini kerap kesulitan karena gerak kakinya lambat. Dia kini juga cepat beradaptasi dengan situasi lapangan.
Adapun Ruselli (20) bermain percaya diri dan menampilkan permainan terbaiknya. Catatan untuk finalis Finlandia Terbuka ini adalah fokus yang kerap naik-turun. Dua tunggal lainnya, Fitriani (19) dan Dinar Dyah Ayustine (24), belum bermain maksimal. Fitriani bermain kurang fokus. Adapun Dinar, yang juga menjalani debut di Piala Uber, bermain belum lepas.
Pekerjaan rumah ini harus segera diatasi karena mulai perempat final, Indonesia sebagai peringkat kedua grup akan menghadapi tim juara grup. Selain China, juara grup lain adalah Jepang (Grup A), Thailand atau Taiwan (Grup B), serta Korea Selatan (Grup C).
Indonesia terakhir kali membawa pulang Piala Uber pada 1996. Setelah itu, langkah tim putri lebih sering terhenti pada perempat final atau semifinal. Pada 2016, di Kunshan, China, tim putri tersingkir di perempat final dari Korsel. Minarti mengatakan, peluang Indonesia belum tertutup. ”Semua harus dihadapi. Siapa pun lawan, tak boleh takut,” katanya.
Manajer tim Piala Thomas dan Uber Indonesia Susy Susanti menilai, lolosnya tim putri dan putra Indonesia ke perempat final bagaikan lolos dari lubang jarum. Susy mengatakan, tim Indonesia menang tipis pada sektor putra dan putri. ”Nyaris saja kalah. Kami bersyukur Indonesia sudah lolos dari lubang jarum, sudah lega, tetapi tantangan selanjutnya menanti,” ujar Susy. (DNA)