HOUSTON, SENIN Sepanjang musim ini, penggemar bola basket bertanya-tanya, apakah final NBA kali ini akan kembali berlangsung di Cleveland dan Oakland, sama seperti tiga edisi sebelumnya. Pertanyaan itu dijawab oleh dua bintang Golden State Warriors, Stephen Curry dan Kevin Durant, di laga ketujuh final Wilayah Barat NBA melawan Houston Rockets, Senin (28/5/2018).
Performa Curry meledak di saat yang tepat ketika Warriors tertinggal 43-54 pada akhir kuarter kedua. Di kuarter ketiga Curry menggebrak dengan mencetak 14 poin dari total 27 poin yang dia sumbangkan di laga itu. Sementara di kuarter terakhir, Durant tampil brilian dengan mencetak 11 poin dari total 34 poin yang dia cetak.
Rockets benar-benar kehilangan kendali permainan tanpa Chris Paul yang cedera pada gim kelima. Usaha mereka mencetak poin juga lebih sering gagal, 7 sukses dari 44 lemparan dalam rentang tiga poin.
Kemenangan 101-92 di Toyota Center, Houston, Texas, itu mengantar Warriors ke partai final bertemu Cleveland Cavaliers. Dalam tiga final sebelumnya, antara kedua tim ini, Warriors dua kali juara pada 2015 dan 2017.
”Ini merupakan jalan yang diraih dengan usaha sangat besar,” ujar Manajer Umum Warriors Bob Myers dikutip ESPN, Selasa (29/5).
”Kami belum memenangi apa pun. Tetapi, kami di sini (final) sekarang, apa yang harus kami atasi lebih berat lagi,” ujar Myers.
Musim ini, perjuangan Warriors menuju final memang berat. Mereka pernah dalam situasi sulit saat empat bintangnya cedera, yaitu Curry, Durant, Klay Thompson, dan Draymond Green. Situasi itu menambah berat usaha menjaga intensitas yang sama dengan tiga musim sebelumnya. Mereka dihantui oleh standar tinggi yang pernah mereka capai.
”Diburu adalah hal yang berbeda dengan berburu dan kami telah lama berada menjalani peran itu,” ucap Myers.
Warriors musim ini memang konsisten dan mampu menemukan momentum untuk bangkit saat tertinggal poin di paruh babak. Tim asuhan Steve Kerr ini berbalik unggul setelah tertinggal 10 poin pada gim keenam dan 11 poin pada gim ketujuh. Itu menegaskan kekuatan mental dan etos kerja Curry dan kawan-kawan sangat kuat. Itulah mengapa musim ini Warriors lebih diunggulkan menjuarai NBA.
Berbeda
Curry juga menegaskan bahwa musim ini Cavaliers sudah ”berubah” dibandingkan dengan musim lalu. Perubahan itu cukup signifikan setelah Kyrie Irving, point guard sekaligus shooting guard Cavaliers, memilih pindah ke Boston Celtics. Kepindahan itu dinilai sebagai sisi lemah Pelatih Cavaliers Tyronn Lue untuk meredam persoalan internal timnya. Kepergian Irving diyakini sebagai bukti perpecahan di kubu tim asal Ohio itu.
Musim ini, Cavaliers sangat bergantung pada LeBron ”King” James dan Kevin Love. Berdasarkan analisis Jeremias Engelmann dari ESPN Insider, dalam tiga seri play off musim ini, tidak ada pemain Cavaliers selain LeBron James yang mampu mencetak poin di atas rata-rata 12,5 poin per laga. Kini, Cavaliers berharap Love bisa pulih dari cedera dan memperbaiki akurasi lemparan. Demikian juga dengan JR Smith yang kesuksesan lemparannya di bawah 50,5 persen.
Dengan waktu istirahat hingga Kamis (31/5) malam, Love yang bertabrakan dengan Jayson Tatum, small forward Boston Celtics pada gim ke-6 final Wilayah Timur, masih memiliki waktu memulihkan cederanya.
Kondisi ini membuat Tyronn Lue waspada tanpa kehilangan optimisme anak-anak asuhnya bisa bersaing dengan Warriors. ”Saya suka dengan Steve Kerr, apa yang dia lakukan dengan tim itu. Karena mereka memiliki banyak senjata, mereka juga merupakan tim yang memiliki pertahanan bagus. Jadi, bisa menjadi tim terakhir yang masih tersisa lagi (menjadi juara). Tentu suatu hal yang sangat baik,” ujar Lue.
”Bertanding melawan mereka untuk keempat kali merupakan pencapaian yang luar biasa,” tegas Lue.
Laga final pertama akan berlangsung pada 1 Juni pukul 08.00 WIB di markas Warriors. (NIC)