Di balik kegagalan meraih gelar pada kejuaraan beregu Piala Thomas dan Uber 2018, pebulu tangkis Indonesia meraih pelajaran berharga dalam mengasah mental, fisik, dan teknik. Kini, saatnya kembali berpacu mengejar prestasi pada kejuaraan dunia dan Asian Games 2018.
Kejuaraan dunia bulu tangkis akan bergulir di Nanjing, China, 30 Juli-5 Agustus. Dua pekan kemudian akan digelar pertandingan bulu tangkis pada Asian Games, yaitu 19-28 Agustus di Jakarta.
Menghadapi dua ajang yang hampir beruntun itu, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia mengatur strategi dengan membagi kekuatan yang akan diturunkan di dua ajang itu. Pembagian kekuatan didasarkan pada kapasitas, kondisi, dan kemampuan atlet.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti mengatakan, kejuaraan dunia dan Asian Games merupakan dua ajang yang sama-sama penting dan bergengsi. Pemilihan atlet yang akan diturunkan di dua ajang itu akan dilakukan secara selektif agar bisa meraih prestasi terbaik.
”Pembagian (kekuatan) itu pasti ada. Kita punya kepentingan di dua ajang itu. Kejuaraan dunia merupakan ajang bulu tangkis tertinggi selain Olimpiade. Jadi, kalau lepas, disayangkan juga,” ujarnya, Minggu (27/5/2018).
Dari pengamatan Susy, ada atlet yang dapat mencapai puncak prestasi apabila mengikuti rangkaian kejuaraan dalam waktu yang berdekatan. Namun, ada pula atlet yang hanya dapat difokuskan tampil pada satu kejuaraan saja.
”Saya akan meminta pandangan pelatih untuk memutuskan hal ini. Tidak mungkin semua kejuaraan dalam satu tahun harus diikuti dan harus memenuhi target. Semua atlet yang bertanding pasti ingin juara, tetapi kami harus lihat kapasitasnya juga,” katanya.
Sebelum kejuaraan dunia dan Asian Games, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah turnamen bulu tangkis BWF World Tour Super 1000 Indonesia Terbuka. Ajang itu merupakan turnamen individu dengan level tertinggi di dunia, selain All England dan China Terbuka. Indonesia Terbuka yang akan bergulir di Istora Senayan pada 3-8 Juli 2018 bisa menjadi ajang ”pemanasan” menuju kejuaraan dunia ataupun Asian Games.
Target ”Minions”
Hingga kini, secara resmi belum diputuskan siapa saja yang akan diturunkan pada kejuaraan dunia ataupun di Asian Games. Namun, pasangan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, pada Januari lalu pernah menargetkan dapat mengukir prestasi pada tiga kejuaraan besar, yaitu All England, kejuaraan dunia, dan Asian Games 2018.
Impian mempertahankan gelar All England (2017 dan 2018) sudah terpenuhi. Selanjutnya, ganda yang sering disebut ”Minions” oleh para penggemarnya itu membidik target pada kejuaraan dunia dan Asian Games.
Potensi Gregoria
Dari kejuaraan Piala Uber lalu, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung (18) tampil gemilang dan tidak terkalahkan pada empat pertandingan yang dijalani. Juara dunia yunior itu berpotensi menjadi pemain unggulan pada masa depan.
Meski demikian, Susy mengingatkan Gregoria agar tidak cepat puas dengan capaian itu. Untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, Gregoria harus mempertahankan motivasi, kemauan, dan kerja keras.
Tiga hal itu mutlak dihidupi jika ingin menjadi pemain profesional. (DNA)