CLEVELAND, SELASA Cleveland Cavaliers kembali ke Quicken Loans Arena dengan beban yang sangat berat. Mereka mendapat giliran menjamu Golden State Warriors pada laga ketiga final NBA, Kamis (7/6/2018) pagi WIB, dalam kondisi tertinggal 0-2.
Setidaknya, LeBron James dan kawan-kawan akan mendapat dukungan ribuan suporter Cavaliers di Cleveland, Ohio, setelah dua kekalahan menyakitkan di Oracle Arena, Oakland, markas Warriors. Akan tetapi, tetap saja dua kekalahan itu meninggalkan bekas mendalam, apalagi Cavaliers sebenarnya punya peluang sangat besar menang di laga pertama.
”Kami akan memperoleh peluang bermain di kandang. Pasti kami akan menampilkan permainan terbaik. Tetapi, hal itu tetap tidak memberikan rasa nyaman kepada kami,” ujar James (33), yang tahun ini untuk kesembilan kalinya bermain di final NBA, termasuk dalam delapan tahun terakhir berturut-turut.
Namun, Cavaliers pernah membuktikan pernah bangkit dari kekalahan di final. Pada final NBA 2016, menghadapi lawan yang sama, mereka menorehkan sejarah sebagai tim pertama yang mampu menjadi juara setelah tertinggal 1-3.
Steve Kerr, pelatih yang menangani Warriors sejak 2014; bintang Warriors, Stephen Curry; serta beberapa pemain lain pernah merasakan langsung kekecewaan mereka saat James memimpin Cavaliers menjadi juara.
Selain itu, James dan kawan-kawan pada semifinal Wilayah Timur sudah membuktikan bahwa mereka bisa menundukkan Boston Celtics meski tertinggal 0-2. Hal ini berarti, saat James tampil dengan motivasi tinggi, tim asuhan Tyronn Lue itu bisa meraih kemenangan.
Namun, James tak mau bergantung pada sejarah. ”Warriors adalah tim terakhir di dunia yang harus kami hadapi musim ini. Jadi, tidak mungkin kami bisa santai,” ujarnya. Apalagi, Warriors juga bisa membuktikan bisa meraih kemenangan di kandang lawan, seperti yang mereka perlihatkan saat mengalahkan Houston Rockets di final Wilayah Barat.
Kemenangan yang dominan di laga kedua memperlihatkan Warriors bisa saja menyapu bersih empat kemenangan tanpa balas. Kebetulan tim terakhir yang merasakan kalah telak 0-4 di final adalah Cavaliers saat menyerah dari San Antonio Spurs pada final NBA 2007. Itulah saat pertama James tampil di final NBA.
”Kalah seperti itu sangat menyebalkan. Tetapi, itu tidak menghentikan saya untuk bersiap lebih baik menghadapi laga berikutnya,” ujar James.
James mendapat dukungan dari center Cavaliers, Kevin Love, yang bermain tak maksimal di laga kedua. ”Kami harus memastikan laga ketiga milik kami karena pertaruhannya besar. Anda tidak ingin tertinggal 0-3 dari tim seperti Warriors,” ujarnya.
Rekor laga kandang Cavaliers selama play off musim ini cukup baik, 8-1. Satu-satunya kekalahan diderita dari Indiana Pacers pada laga pembuka babak pertama.
Namun, menghadapi Warriors pada final keempat berturut-turut dalam empat tahun terakhir, Cavaliers harus berhati-hati. Pada tiga final sebelumnya, Curry dan kawan-kawan memenangi separuh dari delapan laga di Cleveland. (AP/AFP/NIC/was)