Gelandang lincah Belgia, Kevin De Bruyne, memberi pengaruh besar bagi keberhasilan Manchester City menjuarai Liga Inggris musim 2017/2018. Kini, pemain yang dijuluki ”Tintin” itu termotivasi melanjutkan tren positif dari klub ke tim nasional Belgia yang berlaga pada putaran final Piala Dunia Rusia 2018.
Musim ini, ”Manchester Biru”, julukan Manchester City, menjalani salah satu musim terbaiknya di liga sepak bola tertua di dunia itu. City telah mencatatkan banyak rekor baru seiring penobatannya sebagai yang terbaik di Liga Inggris musim ini.
Rekor itu antara lain, kemenangan beruntun terpanjang sebanyak 18 kali, kemenangan terbanyak selama satu musim dengan 32 kali menang, poin terbanyak dalam satu musim dengan 100 poin, dan gol terbanyak dalam satu musim dengan 106 gol. Mereka pun meraih gelar juara tercepat, yakni saat kompetisi masih bersisa lima laga lagi.
Di balik kesuksesan itu, City tidak bisa menafikan kontribusi De Bruyne. Pemain kelahiran Drongen, Belgia, 28 Juni 1991, itu menjadi motor yang telah menghidupkan serangan tim. Ia ibarat penyihir yang selalu pandai mengubah kondisi permainan tim dari setiap celah yang dilihatnya.
Pelatih City Pep Guardiola sangat mengandalkan De Bruyne. Di liga, pemain bertinggi 181 sentimeter itu hanya melewatkan dua dari 38 laga yang ada. Ia pun menjadi pemain paling banyak membuat asis di liga musim ini, yakni 16 umpan gol, sehingga dinobatkan sebagai pengatur serangan terbaik Liga Inggris 2017/2018.
”Dia salah satu pemain terbaik yang kami miliki. Dia selalu berlari dan bertarung. Dia adalah contoh luar biasa bagi seisi tim dan pemain di akademi,” ujar Guardiola dikutip mancity.com.
Walaupun hanya menjalani delapan laga dan mencetak satu gol di timnas Belgia sepanjang 2017/2018, kapasitas De Bruyne diperhitungkan jajaran pelatih Belgia. Asisten pelatih Belgia sekaligus legenda sepak bola Perancis, Thierry Henry, di Monday Night Football mengumpamakan, De Bruyne seperti penyihir sebab pemain yang mengoleksi 14 gol dan 59 laga di timnas Belgia itu mampu membuat permainan yang rumit jadi sederhana.
”Pemain rata-rata menyulitkan permainan. Pemain hebat seperti dia bisa menyederhanakannya. Dia melakukan itu sepanjang waktu, memahami ruang dan jarak. Anda tidak akan ingin dia mengendalikan bola karena dia bisa mengubah segalanya,” kata Henry dikutip skysports.com.
Pelatih Belgia Roberto Martinez menilai, De Bruyne bisa mencapai level setara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi jika mampu menjaga konsistensi permainannya. Mantan pelatih Everton itu berharap De Bruyne menunjukkan level terbaiknya di Piala Dunia Rusia 2018. (AFP/REUTERS/DRI)