Debut ”Pasukan Kanal”
Sepak bola bukanlah olahraga favorit di Panama. Pamor sepak bola kalah dengan tinju, bola basket, dan bisbol. Namun, pencapaian skuad ”Los Canaleros” lolos pertama kali ke putaran final Piala Dunia membuat negeri itu demam sepak bola.
Selama ini, Panama lebih dikenal dengan terusan monumental yang menghubungkan laut Amerika Utara dan Amerika Selatan, yakni Terusan Panama. Namun, Panama tak hanya soal terusan. Mereka juga memiliki tim sepak bola yang garang.
Bahkan, kali ini, tim tersebut berhasil lolos untuk pertama kali ke putaran final Piala Dunia, yakni Piala Dunia 2018 di Rusia. Tim berjuluk ”Los Canaleros” atau ”Pasukan Kanal” itu lolos dengan mengangkangi tim langganan Piala Dunia, Amerika Serikat, yang kali ini tak lolos.
Piala Dunia 2018 akan menjadi panggung bagi dua tim debutan, yakni Eslandia dan Panama. Dua tim tersebut tidak sekadar beruntung. Mereka lolos berkat usaha keras negara masing-masing membangun tim sepak bola yang tangguh. Di sisi lain, kualitas kedua tim cukup baik sehingga lolos ke kompetisi sepak bola paling akbar di muka bumi itu.
Panama, contohnya, tim asal zona CONCACAF (Federasi Asosiasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia) itu lolos dengan cukup meyakinkan. Pada babak kualifikasi terakhir, negara dari Amerika Tengah tersebut duduk di peringkat ketiga dari enam tim. Hasil itu membuat Panama lolos langsung ke Piala Dunia 2018, menemani Meksiko yang jadi juara grup dan Kosta Rika di peringkat kedua.
Panama lolos dengan mengungguli negara-negara yang punya pengalaman lebih di Piala Dunia, yakni Honduras di peringkat keempat yang tiga kali ikut Piala Dunia, Amerika Serikat di peringkat kelima (10 kali ikut Piala Dunia), serta Trinidad-Tobago di peringkat keenam (sekali ikut Piala Dunia).
Hasil tersebut membuat negara bekas jajahan Spanyol itu lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya. Sebelumnya, Panama baru ikut kualifikasi pada 1978, tetapi tidak pernah lolos hingga 2014.
Sepak bola bukan olahraga paling digemari di negara berpenduduk sekitar 4 juta jiwa itu. Pamor sepak bola kalah dengan tinju di urutan pertama, basket di urutan kedua, dan bisbol di urutan ketiga. Namun, prestasi lolos ke Piala Dunia membuat sepak bola kian digemari.
Bahkan, baik pemerintah maupun warga menggelar pesta untuk merayakan itu. Presiden Panama Juan Carlos Varela menetapkan 12 Oktober 2017 atau sehari setelah Panama memastikan diri lolos ke Rusia, sebagai hari libur nasional supaya warga bisa beramai-ramai merayakan tonggak sejarah tersebut.
”Ini adalah hari bersejarah bagi negara. Besok (12/10/2017) akan menjadi hari libur nasional bagi pekerja sektor publik dan swasta,” tulis Varela di Twitter.
Faktor pelatih
Keberhasilan Panama kali ini tak lepas dari peran pelatihnya, Hernan Dario Gomez. Pelatih asal Kolombia itu dinilai telah memberikan banyak perubahan pada pola permainan tim berkostum kandang merah-merah itu.
Pelatih yang dikenal tegas itu memoles Panama menjadi tim solid dan diperhitungkan. Hal itu tampak dari rekam jejak pelatih berusia 62 tahun tersebut ketika membawa Ekuador lolos pertama kali ke Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang. Sekitar 16 tahun kemudian, ia mengulangi keajaiban itu di Panama.
Gomez dikontrak saat Panama terpuruk karena gagal lolos kualifikasi Piala Dunia 2014, tepatnya pada 15 Februari 2014. Kapten tim Panama Roman Torres menyebut Gomez mampu membangkitkan kembali semangat tim. Ia selalu memotivasi tim untuk menang dan masukannya membuat para pemain semakin percaya diri.
Panama pun menjelma sebagai tim yang seimbang dalam bertahan dan menyerang. Mereka mampu merebut bola dengan cepat ketika diserang dan bisa menguasai bola dengan tenang sambil mencari ruang untuk menyerang. ”Gomez merupakan sosok yang punya visi jelas dan pengalaman tinggi. Kami sangat percaya kepadanya, ia mampu membawa kami ke sana (Piala Dunia Rusia),” kata Torres dikutip FIFA.com.
Walau disanjung, Gomez tetap merendah. Ia berkilah, kesuksesan Panama karena tim peringkat ke-55 dunia itu memang punya skuad yang matang, yakni diisi pemain senior yang kaya pengalaman dan pemain yunior yang potensial. Di sisi lain, Panama memang telah menunjukkan tren positif dalam 15 tahun terakhir.
Paling tidak, sekitar 13 tahun lalu, Panama lolos ke final Piala Emas 2005 sebelum akhirnya kalah adu penalti 1-3 dari AS. Setelah itu, grafik mereka stabil dan meningkat. Mereka mencapai perempat final Piala Emas 2007, 2009, dan 2017. Mereka mencapai semifinal pada 2011, menjadi peringkat kedua pada 2013, serta peringkat ketiga pada 2015. ”Ini adalah tim yang sangat matang. Kami memiliki empat atau lima pemain yang telah mendapatkan banyak pengalaman dalam sejumlah kejuaraan. Beberapa pemain lainnya tidak cukup pengalaman, tetapi punya kemampuan. Itu sebabnya saya tidak khawatir,” kata Gomez.
Demi Henriquez
Pasukan Kanal datang ke Piala Dunia 2018 bukan sekadar untuk unjuk gigi. Kali ini, para pemain ataupun pelatih punya motivasi lebih, yakni ingin mendedikasikan permainan di Piala Dunia untuk mendiang gelandang Panama, Amilcar Henriquez.
Sejatinya, dalam skema Gomez, Henriquez merupakan pemain penting. Tragisnya, pada 15 April 2017, Henriquez tewas ditembak oleh pelaku kriminal persis di depan rumahnya. Peristiwa itu memukul perasaan para pemain dan pelatih timnas, bahkan mengejutkan seisi negara.
Namun, di balik duka mendalam itu, peristiwa tersebut justru memberikan semangat lebih bagi para pemain dan pelatih. Semuanya ingin memberikan permainan terbaik dalam setiap pertandingan, lebih-lebih untuk lolos Piala Dunia. Mereka ingin perjuangan Henriquez di timnas selama ini tidak sia-sia.
Bek Panama, Erick Davis, menyampaikan, para pemain Panama mengambil inspirasi dari karakter Henriquez.
”Peristiwa itu merupakan sumber motivasi tambahan bagi kami. Jika dia ada di sini, dia akan memberikan 100 persen kemampuannya. Kami harus melakukan hal yang sama untuknya karena kami tahu dia juga sangat ingin ke Piala Dunia,” ujarnya.