Bersepeda Mengejar Tim Kesayangan
Demi tim kesayangan, rintangan berat ditempuh para suporter untuk memberikan dukungan secara langsung pada Piala Dunia Rusia 2018. Bahkan, ada yang melahap jarak ribuan kilometer dengan sepeda.
Ada banyak cara yang dilakukan para pendukung untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap tim kebanggaan mereka. Dua sahabat, Miguel Silva (34) dan Andre Pestana (25), memilih cara bersepeda dari Inggris menuju Moskwa, Rusia.
Dua tahun lalu, Silva, warga Portugal yang bekerja di sebuah perusahaan konstruksi di Portsmouth, Inggris, memiliki sebuah gagasan liar. Ia ingin mendukung tim nasional Portugal yang bertanding pada Piala Dunia Rusia 2018 secara langsung. Namun, ia ingin berangkat ke Rusia dengan menaiki sepedanya.
Lalu, ia mengajak sahabat sekaligus rekannya di perusahaan yang sama dan juga berasal dari Portugal, Pestana. Pestana pun antusias menyambut ide tersebut. ”Bagaimana lagi, kami berdua sangat suka berpetualang dan mencintai tim kami (Portugal),” kata Silva ketika ditemui di markas tim nasional Portugal di Saturn Training Base, Kratovo Village, Ramensky, Moskwa, Selasa (12/6/2018).
Ide itu pun mereka wujudkan pada 28 Mei 2018. Ketika sudah mendapatkan izin cuti dari kantor mereka selama 21 hari, mereka mulai mengayuh sepedanya dan meninggalkan Inggris. Tujuannya adalah menonton langsung laga Portugal kontra Spanyol di Stadion Fisht, Sochi, Sabtu (16/6) pukul 01.00 WIB.
Untuk mencapai Rusia, mereka melewati tujuh negara, yaitu Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Polandia, Lituania, dan Latvia. Mereka pun tiba di Kratovo Village, Minggu (10/6). ”Total kami menempuh jarak 2.400 kilometer. Per hari kami bisa menempuh rata-rata 170 km,” ujar Silva.
Perjalanan itu, kata Silva, sangat berat. Ia dan Pestana harus melawan rasa lelah dan terus mengayuh sepeda. Jika tidak, mereka tidak bakal sampai di Rusia tepat waktu dan kehilangan momen mendukung Portugal.
”Kami membawa tenda. Jadi, di jalan kadang kami tidur dengan tenda dan kadang tidur di hotel jika ingin mandi,” kata Pestana. Selain itu, mereka juga harus cekatan mengatasi berbagai masalah, seperti ban bocor yang mereka alami dua kali. Di Polandia, mereka juga dikenai denda sekitar Rp 270.000 karena mengambil jalur yang tidak boleh dilewati sepeda.
Total untuk perjalanan itu, Silva dan Pestana masing-masing mengeluarkan biaya 300 euro atau sekitar Rp 5 juta. Namun, pengalaman menjadi hal yang paling berharga. Apalagi, mereka kemudian diperbolehkan masuk ke dalam markas timnas Portugal dan menyaksikan tim berlatih.
Mereka pun mendapat kenang-kenangan berupa foto yang ditandatangani semua pemain Portugal. ”Setelah menonton Portugal kontra Spanyol, kami harus pulang, tetapi tidak pakai sepeda lagi... he-he-he,” kata Silva.
Perjuangan demi menyaksikan Piala Dunia Rusia juga dilakukan pasangan asal Amerika Serikat, Edward Olarte (44) dan Gaby Olarte (45). Mereka menguras tabungan selama empat tahun, yaitu sebesar 5.000 dollar AS atau setara Rp 70 juta, untuk menjadi saksi pesta akbar sepak bola itu. ”Kami berdua menyisihkan 100 dollar AS (Rp 1,38 juta) per bulan sejak 2014 lalu untuk hadir di sini,” ujar Gaby ditemui di Khimki, kota di barat laut Moskwa.
Sebagai migran pekerja kasar di AS, tabungan sebesar itu tidaklah sedikit. Namun, mereka telah membulatkan tekad untuk hadir di Rusia guna mendukung tim dari negara tanah kelahirannya, Peru.
Bagi kedua pasangan penggila sepak bola ini, Piala Dunia adalah momen penting dalam hidup mereka yang tidak boleh dilewati begitu saja. ”Uang masih bisa dicari kapan pun kita mau. Namun, tidak demikian halnya dengan pengalaman dan kenangan langka seperti ini (Piala Dunia). Momen semacam ini tidak hadir setiap saat,” ujar Gaby.
Keduanya ingin menjadi bagian dari sejarah timnas Peru, yang kali terakhir tampil pada Piala Dunia tahun 1982 silam. ”Empat tahun lalu, kami juga menonton langsung Piala Dunia (di Brasil). Kala itu, kami mendukung (timnas) AS. Namun, Piala Dunia kali ini terasa lebih spesial karena untuk kali pertama dalam 36 tahun, Peru, negara tempat kami dilahirkan, kembali ke panggung dunia. Kami sangat antusias,” ujar Edward yang mengenakan seragam dan atribut khas timnas Peru.
Selain keduanya, warga Peru juga berbondong-bondong ingin menonton langsung tim kesayangannya itu. Berdasarkan situs FIFA, setidaknya 9.776 warga Peru telah membeli tiket laga Piala Dunia Rusia.